Berkah, Tangcity Mall Santuni 1000 Anak Yatim Gubernur Banten Andra Soni Tegaskan Efisiensi APBD 2025 untuk Pendidikan dan Kesehatan Kesbangpol Kota Tangerang Gelar Rakor Antisipasi Potensi Kerawanan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta Hal-hal yang Membatalkan Puasa Lebih Praktis, Cek Harga Pangan Online Lewat Instagram Resmi Pemkot

Perpajakan Indonesia

Dirjen Pajak dari Masa ke Masa di Indonesia

badge-check


					Dirjen Pajak dari Masa ke Masa di Indonesia Perbesar

Dirjen Pajak dari masa ke masa telah menjadi saksi bisu perjalanan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia. Sejak awal berdirinya, DJP telah mengalami transformasi besar, termasuk perubahan kebijakan perpajakan dan modernisasi sistem. Perjalanan panjang ini diwarnai oleh berbagai prestasi, tantangan, dan kontroversi yang membentuk wajah perpajakan Indonesia hingga saat ini. Dari pemimpin yang satu ke pemimpin lainnya, kita akan menelusuri bagaimana mereka membentuk dan menghadapi dinamika dunia perpajakan.

Melalui uraian ini, kita akan mempelajari sejarah DJP, menganalisis prestasi dan kontroversi yang mewarnai kepemimpinan Dirjen Pajak, serta melihat bagaimana kebijakan perpajakan berdampak pada perekonomian Indonesia. Lebih lanjut, kita akan menelaah upaya reformasi dan modernisasi DJP yang terus dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dan penerimaan negara.

Sejarah Dirjen Pajak Indonesia

Dirjen pajak dari masa ke masa

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia telah memainkan peran krusial dalam pembangunan ekonomi negara sejak berdirinya. Perjalanan panjang DJP tak lepas dari kepemimpinan para Dirjen Pajak yang silih berganti, setiap pemimpin membawa visi dan strategi berbeda dalam mengelola sistem perpajakan Indonesia. Sejarah DJP merupakan cerminan dari evolusi kebijakan perpajakan dan tantangan yang dihadapi dalam konteks ekonomi dan politik Indonesia.

Garis Waktu Dirjen Pajak Indonesia

Berikut adalah garis waktu singkat Dirjen Pajak Indonesia, mencakup tahun menjabat dan sedikit informasi mengenai kontribusi mereka. Daftar ini tidak bersifat komprehensif dan mungkin terdapat beberapa perbedaan data berdasarkan sumber yang digunakan. Informasi yang tertera merupakan gambaran umum berdasarkan data yang tersedia.

  1. (Nama Dirjen 1, Tahun Menjabat): Singkat biografi dan kontribusi utama. Misalnya, peran dalam meletakkan dasar sistem perpajakan modern atau menghadapi krisis ekonomi tertentu.
  2. (Nama Dirjen 2, Tahun Menjabat): Singkat biografi dan kontribusi utama. Misalnya, implementasi sistem perpajakan baru atau peningkatan efisiensi administrasi perpajakan.
  3. (Nama Dirjen 3, Tahun Menjabat): Singkat biografi dan kontribusi utama. Misalnya, fokus pada peningkatan kepatuhan wajib pajak atau pengembangan teknologi informasi di bidang perpajakan.
  4. (Nama Dirjen 4, Tahun Menjabat): Singkat biografi dan kontribusi utama. Misalnya, pengalaman dalam mengatasi tantangan perpajakan di era globalisasi atau reformasi birokrasi di lingkungan DJP.
  5. (Dan seterusnya hingga Dirjen terkini): Terus menambahkan data Dirjen Pajak selanjutnya dengan format yang sama.

Perkembangan Organisasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

Seiring pergantian Dirjen, organisasi DJP mengalami perkembangan signifikan, baik dari segi struktur, sistem, maupun teknologi. Perkembangan ini dipengaruhi oleh perubahan kebijakan perpajakan, kemajuan teknologi informasi, dan tuntutan peningkatan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan penerimaan negara.

  • Penguatan SDM: Beberapa Dirjen mungkin lebih fokus pada pengembangan kapasitas sumber daya manusia DJP melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi pegawai.
  • Modernisasi Teknologi: Implementasi sistem informasi perpajakan berbasis teknologi digital telah menjadi tren utama, memungkinkan pelayanan yang lebih cepat dan transparan.
  • Efisiensi dan Efektivitas: Upaya terus menerus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional DJP, termasuk penyederhanaan prosedur dan optimalisasi penggunaan sumber daya.
  • Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak: Strategi untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak terus berkembang, meliputi peningkatan sosialisasi, pengawasan, dan penegakan hukum.

Tren Utama Kebijakan Perpajakan di Setiap Periode Kepemimpinan

Setiap Dirjen Pajak membawa fokus kebijakan perpajakan yang berbeda sesuai dengan konteks ekonomi dan politik saat itu. Beberapa tren utama yang dapat diidentifikasi antara lain:

  • Reformasi Perpajakan: Upaya untuk menyederhanakan sistem perpajakan dan meningkatkan transparansi.
  • Peningkatan Penerimaan Negara: Fokus pada strategi untuk meningkatkan penerimaan negara melalui pengelolaan pajak yang efektif dan efisien.
  • Penguatan Penegakan Hukum: Peningkatan penegakan hukum perpajakan untuk menangani tindak pidana perpajakan.
  • Digitalisasi Perpajakan: Penggunaan teknologi informasi dan digitalisasi dalam sistem perpajakan.

Perbandingan dan Kontras Gaya Kepemimpinan Dirjen Pajak yang Signifikan

Gaya kepemimpinan setiap Dirjen Pajak bervariasi, tergantung pada karakteristik pribadi dan konteks kepemimpinan mereka. Perbandingan dan kontras dapat dilakukan dengan menganalisis strategi, gaya komunikasi, dan dampak kepemimpinan mereka terhadap organisasi dan sistem perpajakan.

Nama Dirjen Gaya Kepemimpinan Strategi Utama Dampak
(Nama Dirjen A) (Contoh: Transformatif, Fokus pada detail) (Contoh: Reformasi sistem perpajakan) (Contoh: Peningkatan efisiensi dan kepatuhan)
(Nama Dirjen B) (Contoh: Kooperatif, Berorientasi pada solusi) (Contoh: Peningkatan kerjasama dengan stakeholder) (Contoh: Peningkatan penerimaan negara)

Tantangan Utama yang Dihadapi Setiap Dirjen Pajak dan Cara Mengatasinya

Setiap Dirjen Pajak menghadapi tantangan unik sesuai dengan kondisi ekonomi, politik, dan teknologi pada masanya. Tantangan tersebut beragam, mulai dari meningkatkan kepatuhan wajib pajak, menangani tindak pidana perpajakan, hingga menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi.

  • (Tantangan 1, contoh: Rendahnya kepatuhan wajib pajak): Strategi mengatasi tantangan ini mungkin meliputi peningkatan sosialisasi, penyederhanaan prosedur, dan penegakan hukum yang lebih efektif.
  • (Tantangan 2, contoh: Penipuan pajak yang semakin canggih): Strategi mengatasi tantangan ini mungkin meliputi peningkatan kemampuan deteksi dan penegakan hukum, serta kerjasama internasional.
  • (Tantangan 3, contoh: Perubahan ekonomi global): Strategi mengatasi tantangan ini mungkin meliputi penyesuaian kebijakan perpajakan dan peningkatan keahlian dalam menghadapi persaingan global.

Prestasi dan Kontroversi Dirjen Pajak: Dirjen Pajak Dari Masa Ke Masa

Dirjen Pajak, sebagai pemimpin lembaga vital dalam perekonomian Indonesia, memegang peran krusial dalam mengelola penerimaan negara melalui sistem perpajakan. Perjalanan kepemimpinan Dirjen Pajak dari masa ke masa diwarnai oleh berbagai prestasi dan kontroversi yang turut membentuk lanskap perpajakan nasional. Berikut ini akan diulas beberapa capaian signifikan dan tantangan yang dihadapi oleh para Dirjen Pajak dalam menjalankan tugasnya.

Baca Juga:  Lowongan Kerja Tribun Jateng Semarang Hari Ini

Prestasi Signifikan Dirjen Pajak dan Dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia

Tabel berikut merangkum beberapa prestasi signifikan yang dicapai oleh beberapa Dirjen Pajak dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia. Data ini merupakan gambaran umum dan dapat bervariasi tergantung pada metodologi pengukuran dan periode waktu yang dianalisis.

Dirjen Pajak Prestasi Signifikan Dampak terhadap Perekonomian Tahun
(Nama Dirjen Pajak 1) (Contoh: Implementasi sistem perpajakan online, peningkatan kepatuhan wajib pajak) (Contoh: Peningkatan penerimaan negara, efisiensi administrasi perpajakan) (Tahun)
(Nama Dirjen Pajak 2) (Contoh: Reformasi birokrasi di Direktorat Jenderal Pajak, perluasan basis pajak) (Contoh: Peningkatan transparansi perpajakan, pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil) (Tahun)
(Nama Dirjen Pajak 3) (Contoh: Penanganan kasus penggelapan pajak besar-besaran, peningkatan kualitas pelayanan pajak) (Contoh: Peningkatan kepercayaan investor, penguatan penegakan hukum perpajakan) (Tahun)
(Nama Dirjen Pajak 4) (Contoh: Pengembangan program amnesti pajak, peningkatan kesadaran pajak masyarakat) (Contoh: Peningkatan penerimaan negara secara signifikan, peningkatan investasi) (Tahun)

Kontroversi Kepemimpinan Dirjen Pajak

Sepanjang sejarahnya, kepemimpinan Dirjen Pajak juga diwarnai oleh beberapa kontroversi yang perlu dikaji. Kontroversi ini seringkali berkaitan dengan kebijakan perpajakan, penegakan hukum, dan transparansi.

  • (Contoh Kontroversi 1: Deskripsi singkat kontroversi dan analisis singkatnya. Misalnya: Kontroversi terkait kebijakan tertentu yang dianggap merugikan sebagian kalangan wajib pajak. Analisis: Kebijakan tersebut menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, memicu diskusi publik tentang keadilan dan efektivitas sistem perpajakan.)
  • (Contoh Kontroversi 2: Deskripsi singkat kontroversi dan analisis singkatnya. Misalnya: Tuduhan korupsi atau kolusi yang melibatkan pejabat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Analisis: Kasus ini berdampak negatif terhadap kepercayaan publik terhadap lembaga perpajakan dan memerlukan penanganan yang tegas dan transparan.)
  • (Contoh Kontroversi 3: Deskripsi singkat kontroversi dan analisis singkatnya. Misalnya: Perdebatan publik mengenai transparansi data perpajakan dan perlindungan data wajib pajak. Analisis: Perdebatan ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara transparansi dan perlindungan data pribadi dalam konteks perpajakan.)

Opini Pakar Mengenai Dampak Kepemimpinan Dirjen Pajak terhadap Penerimaan Negara

“Kepemimpinan yang kuat dan berintegritas di Dirjen Pajak sangat krusial dalam meningkatkan penerimaan negara. Komitmen terhadap reformasi perpajakan, penegakan hukum yang tegas, dan peningkatan pelayanan kepada wajib pajak akan berdampak positif terhadap kepatuhan dan penerimaan pajak. Sebaliknya, kepemimpinan yang lemah atau kontroversial dapat menghambat upaya tersebut dan berdampak negatif terhadap perekonomian nasional.”

(Nama Pakar dan Kualifikasinya)

Perubahan Kebijakan Perpajakan dan Dampaknya terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

Perubahan kebijakan perpajakan di bawah kepemimpinan Dirjen Pajak yang berbeda memiliki dampak yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Contohnya, kebijakan pengurangan tarif pajak dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat mengurangi penerimaan negara jika tidak diimbangi dengan perluasan basis pajak. Sebaliknya, kebijakan yang terlalu ketat dapat meningkatkan kepatuhan, namun juga dapat menimbulkan resistensi dari wajib pajak.

Peran Dirjen Pajak dalam Peningkatan Penerimaan Negara dan Penanggulangan Penggelapan Pajak

Dirjen Pajak memiliki peran sentral dalam meningkatkan penerimaan negara dan penanggulangan praktik penggelapan pajak. Upaya ini meliputi modernisasi sistem perpajakan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penegakan hukum yang efektif, serta sosialisasi dan edukasi kepada wajib pajak. Peningkatan penerimaan negara yang optimal bergantung pada kombinasi strategi yang komprehensif dan berkelanjutan.

Pengaruh Kebijakan Perpajakan terhadap Perekonomian

Kebijakan perpajakan di Indonesia, yang dijalankan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) di bawah kepemimpinan berbagai Dirjen Pajak, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Analisis terhadap kebijakan-kebijakan tersebut, baik yang bersifat ekspansif maupun kontraktif, memberikan gambaran penting tentang bagaimana strategi perpajakan dapat mendorong atau menghambat perkembangan ekonomi. Studi terhadap masa kepemimpinan Dirjen Pajak yang berbeda memungkinkan kita untuk mengidentifikasi tren, dampak, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan atau tantangan dalam penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi.

Hubungan Kebijakan Perpajakan dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Hubungan antara kebijakan perpajakan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia bersifat dinamis dan kompleks. Selama masa kepemimpinan Dirjen Pajak tertentu, misalnya, penerapan kebijakan pengurangan pajak penghasilan badan dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya, peningkatan tarif pajak tertentu dapat mengurangi daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Analisis data penerimaan pajak dan pertumbuhan PDB untuk setiap periode kepemimpinan Dirjen Pajak akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai korelasi tersebut.

Perlu diingat pula bahwa faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global juga turut memengaruhi hubungan ini.

Dampak Kebijakan Perpajakan terhadap Masyarakat

Sebagai ilustrasi, mari kita tinjau kebijakan pengurangan pajak penghasilan (PPh) untuk UMKM di masa kepemimpinan Dirjen Pajak tertentu. Dampak positifnya terlihat pada peningkatan daya saing UMKM, peningkatan investasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Namun, dampak negatifnya juga perlu dipertimbangkan, misalnya potensi penurunan penerimaan pajak negara dalam jangka pendek, yang dapat mengurangi kemampuan pemerintah dalam membiayai program-program pembangunan.

Sebuah studi komprehensif diperlukan untuk menganalisis rasio dampak positif dan negatif dari kebijakan ini secara menyeluruh.

Faktor Eksternal yang Memengaruhi Kinerja DJP

Kinerja DJP tidak hanya ditentukan oleh kebijakan internal, tetapi juga dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal. Krisis ekonomi global, misalnya, dapat mengurangi aktivitas ekonomi dan pendapatan wajib pajak, sehingga berdampak pada penerimaan pajak. Perubahan regulasi internasional terkait perpajakan juga dapat memengaruhi strategi dan kinerja DJP. Selain itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem perpajakan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dan, pada akhirnya, penerimaan pajak negara.

Baca Juga:  Apakah Kenaikan PPN 12 Persen Efektif Tingkatkan Penerimaan Negara?

Pengaruh Kepemimpinan Dirjen Pajak terhadap Penerimaan Pajak di Masa Depan

Kepemimpinan Dirjen Pajak memiliki peran krusial dalam menentukan arah kebijakan perpajakan dan mempengaruhi penerimaan pajak di masa depan. Kepemimpinan yang visioner dan inovatif, misalnya, dapat mendorong implementasi sistem perpajakan yang lebih modern dan efisien, meningkatkan kepatuhan wajib pajak, dan pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak. Sebaliknya, kepemimpinan yang kurang efektif dapat mengakibatkan rendahnya penerimaan pajak dan menghambat pembangunan ekonomi.

Sebagai contoh, kepemimpinan yang fokus pada digitalisasi sistem perpajakan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi, mengurangi potensi penggelapan pajak, dan meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Efektivitas Strategi Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak

Berbagai strategi telah diterapkan oleh DJP untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, mulai dari sosialisasi dan edukasi perpajakan hingga penerapan sanksi bagi wajib pajak yang tidak patuh. Analisis komparatif terhadap efektivitas berbagai strategi ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi strategi mana yang paling efektif dan efisien. Sebagai contoh, perbandingan antara efektivitas kampanye edukasi perpajakan melalui media sosial dengan efektivitas penerapan sanksi administratif dapat memberikan gambaran mengenai strategi mana yang lebih berhasil dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.

Faktor-faktor seperti tingkat literasi perpajakan masyarakat dan efektivitas penegakan hukum juga perlu dipertimbangkan dalam analisis ini.

Reformasi dan Modernisasi di DJP

Dirjen pajak dari masa ke masa

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) secara konsisten melakukan reformasi dan modernisasi untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kepatuhan perpajakan di Indonesia. Proses ini melibatkan berbagai upaya, dari pengembangan teknologi hingga perubahan struktur organisasi, yang dilakukan secara bertahap di bawah kepemimpinan Dirjen Pajak yang berbeda. Berikut ini uraian lebih lanjut mengenai upaya reformasi dan modernisasi yang telah dilakukan.

Upaya Reformasi dan Modernisasi DJP di Setiap Periode Kepemimpinan

Tabel berikut merangkum beberapa upaya reformasi dan modernisasi DJP di berbagai periode kepemimpinan Dirjen Pajak. Perlu diingat bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari upaya yang dilakukan, dan detailnya dapat bervariasi tergantung sumber data dan periode waktu yang diteliti.

Periode Kepemimpinan Upaya Reformasi dan Modernisasi Contoh Inovasi Teknologi Perubahan Struktur Organisasi/Tata Kelola
(Contoh Periode 1: Nama Dirjen dan Tahun) (Contoh: Peningkatan sistem pelayanan publik, penyederhanaan peraturan perpajakan) (Contoh: Implementasi e-Filing untuk pelaporan SPT) (Contoh: Pembentukan unit kerja baru yang fokus pada teknologi informasi)
(Contoh Periode 2: Nama Dirjen dan Tahun) (Contoh: Penguatan pengawasan dan penegakan hukum, peningkatan kualitas sumber daya manusia) (Contoh: Pengembangan sistem analisis data besar untuk deteksi kecurangan pajak) (Contoh: Reorganisasi unit kerja untuk meningkatkan koordinasi dan efisiensi)
(Contoh Periode 3: Nama Dirjen dan Tahun) (Contoh: Perluasan basis pajak, peningkatan kepatuhan sukarela) (Contoh: Implementasi sistem e-Billing untuk pembayaran pajak online) (Contoh: Penerapan sistem manajemen kinerja berbasis hasil)
(Contoh Periode 4: Nama Dirjen dan Tahun) (Contoh: Digitalisasi layanan perpajakan, peningkatan transparansi dan akuntabilitas) (Contoh: Pengembangan aplikasi mobile untuk akses layanan perpajakan) (Contoh: Peningkatan otonomi kantor wilayah dan kantor pelayanan pajak)

Contoh Inovasi Teknologi dan Dampaknya

Salah satu contoh inovasi teknologi yang signifikan adalah implementasi sistem e-Filing. Sistem ini memungkinkan wajib pajak untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) secara online, sehingga mengurangi beban administrasi dan mempercepat proses pelaporan. Dampaknya, terjadi peningkatan kepatuhan wajib pajak dalam menyampaikan SPT tepat waktu dan penurunan antrean di kantor pajak.

Penerapan sistem analisis data besar juga memberikan dampak positif dalam upaya deteksi kecurangan pajak. Sistem ini memungkinkan DJP untuk mengidentifikasi pola dan anomali dalam data perpajakan, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan penegakan hukum.

Perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kelola DJP, Dirjen pajak dari masa ke masa

Struktur organisasi dan tata kelola DJP telah mengalami beberapa perubahan signifikan selama beberapa tahun terakhir. Perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas dalam pengelolaan perpajakan. Contohnya, pembentukan unit kerja khusus yang menangani teknologi informasi menunjukkan komitmen DJP dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan. Selain itu, peningkatan otonomi kantor wilayah dan kantor pelayanan pajak memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam merespon kebutuhan wajib pajak di daerah.

Tantangan DJP dalam Upaya Modernisasi dan Reformasi

Meskipun telah banyak kemajuan, DJP masih menghadapi beberapa tantangan dalam upaya modernisasi dan reformasi. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

  • Meningkatkan literasi digital wajib pajak, terutama di daerah terpencil.
  • Menjaga keamanan dan integritas data perpajakan dalam era digital.
  • Mempertahankan kualitas sumber daya manusia yang handal dan profesional.
  • Menyesuaikan sistem perpajakan dengan perkembangan ekonomi dan teknologi yang cepat.

Pandangan Mengenai Arah Modernisasi DJP di Masa Mendatang

“Modernisasi DJP ke depan harus fokus pada peningkatan pengalaman wajib pajak, optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Integrasi sistem perpajakan dengan berbagai platform digital lainnya juga perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi.”

Terakhir

Dirjen pajak dari masa ke masa

Perjalanan Dirjen Pajak dari masa ke masa menunjukkan betapa kompleksnya tugas memimpin institusi vital bagi perekonomian negara. Setiap Dirjen menghadapi tantangan unik di zamannya, dan setiap kepemimpinan meninggalkan jejak yang memengaruhi arah perpajakan Indonesia. Memahami sejarah ini penting, tidak hanya untuk menghargai kontribusi para pemimpin sebelumnya, tetapi juga untuk memprediksi dan menghadapi tantangan perpajakan di masa depan.

Dengan terus beradaptasi dan berinovasi, DJP diharapkan dapat terus berkontribusi bagi pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.

Facebook Comments Box

Read More

Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta

12 March 2025 - 14:58 WIB

HUT ke-32 Kota Tangerang: NasDem Optimalkan SDM, Infrastruktur, dan Ahlakul Karimah

27 February 2025 - 17:54 WIB

Ketua Fraksi Partai Nasdem Mochamad Pandu (foto : Jie)

Sachrudin-Maryono Diarak Menuju Puspem Kota Tangerang Pasca Pelantikan

20 February 2025 - 17:18 WIB

Vandalisme Coretan “Adili Jokowi” Muncul di Kota Tangerang

18 February 2025 - 21:41 WIB

Viral Anggaran Rp39 Juta untuk Seragam Upacara Hut Kota Tangerang, Ketua DPRD : Itu Hoax!

13 February 2025 - 23:08 WIB

Ketua DPRD Tangerang Rusdi Alam
Trending on Kota Tangerang