Gubernur Banten Andra Soni Tegaskan Efisiensi APBD 2025 untuk Pendidikan dan Kesehatan Kesbangpol Kota Tangerang Gelar Rakor Antisipasi Potensi Kerawanan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta Hal-hal yang Membatalkan Puasa Lebih Praktis, Cek Harga Pangan Online Lewat Instagram Resmi Pemkot Grand Final Cide Kode Benteng 2025 Rayakan Pelestarian Budaya Cina di Tangerang

Petualangan Pendakian Gunung

Bahaya dan tantangan mendaki Gunung Lewotobi

badge-check


					Bahaya dan tantangan mendaki Gunung Lewotobi Perbesar

Bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai saat mendaki Gunung Lewotobi menawarkan pengalaman petualangan yang tak terlupakan, namun juga menyimpan risiko yang perlu dipertimbangkan. Gunung Lewotobi, dengan keindahan alamnya yang memesona, menyajikan tantangan berupa medan yang berat, cuaca yang ekstrem, dan potensi bahaya dari flora dan fauna. Perencanaan yang matang dan persiapan yang memadai menjadi kunci utama untuk memastikan keselamatan dan kesuksesan pendakian.

Artikel ini akan membahas secara detail berbagai bahaya dan tantangan yang mungkin dihadapi para pendaki Gunung Lewotobi, mulai dari kondisi cuaca yang tak menentu hingga risiko kesehatan dan faktor manusia. Dengan memahami potensi bahaya ini, pendaki dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik dan meminimalisir risiko kecelakaan.

Kondisi Cuaca Gunung Lewotobi

Bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai saat mendaki Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi, dengan ketinggiannya yang signifikan dan letak geografisnya, rentan terhadap perubahan cuaca yang ekstrem dan tiba-tiba. Memahami potensi bahaya cuaca ini sangat krusial bagi keselamatan para pendaki. Persiapan yang matang dan pengetahuan tentang kondisi cuaca yang mungkin dihadapi merupakan kunci keberhasilan pendakian yang aman.

Cuaca di Gunung Lewotobi dapat berubah dengan cepat dan tak terduga. Kondisi yang awalnya cerah dapat berubah menjadi hujan lebat disertai angin kencang dan petir dalam hitungan menit. Hal ini disebabkan oleh faktor geografis, seperti topografi gunung yang curam dan pengaruh angin monsun. Perubahan suhu yang drastis juga sering terjadi, terutama antara siang dan malam hari.

Potensi Bahaya Cuaca Ekstrem

Hujan lebat, angin kencang, dan petir merupakan ancaman utama di Gunung Lewotobi. Hujan lebat dapat menyebabkan banjir bandang di jalur pendakian, sementara angin kencang dapat menerbangkan tenda atau membuat pendaki kehilangan keseimbangan. Petir, tentu saja, merupakan ancaman yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan cedera serius bahkan kematian.

Skenario Cuaca Buruk dan Dampaknya

Sebagai contoh, bayangkan skenario di mana hujan lebat tiba-tiba mengguyur gunung saat sekelompok pendaki sedang berada di lereng yang terjal. Hujan tersebut dapat menyebabkan tanah longsor, membuat pendaki terjebak dan sulit untuk melanjutkan pendakian. Angin kencang yang menyertai hujan dapat memperparah situasi, dan petir dapat menambah tingkat bahaya. Kondisi seperti ini memerlukan tindakan cepat dan tepat untuk menghindari kecelakaan.

Jenis Cuaca Berbahaya, Tingkat Keparahan, dan Tindakan Pencegahan

Jenis Cuaca Berbahaya Tingkat Keparahan Tindakan Pencegahan
Hujan Lebat Tinggi (potensi banjir bandang, longsor) Cari tempat perlindungan yang aman, hindari jalur pendakian yang rawan longsor, bawa jas hujan dan perlengkapan anti air yang memadai.
Angin Kencang Sedang (potensi tenda rusak, kehilangan keseimbangan) Pasang tenda dengan kokoh, hindari berada di tempat terbuka yang terpapar angin kencang, gunakan pakaian yang dapat melindungi dari angin.
Petir Sangat Tinggi (potensi cedera serius, kematian) Cari tempat perlindungan yang aman (bukan di bawah pohon tinggi), hindari kontak dengan benda logam, turun dari puncak gunung jika memungkinkan.
Hipotermia (akibat suhu dingin mendadak) Tinggi (potensi kematian) Bawa pakaian hangat yang cukup, gunakan sleeping bag yang berkualitas, konsumsi makanan dan minuman hangat secara teratur.

Dampak Perubahan Cuaca Mendadak dan Penanganannya

Perubahan cuaca mendadak dapat menyebabkan hipotermia (jika suhu turun drastis) atau dehidrasi (jika cuaca panas dan kering). Hipotermia ditandai dengan menggigil hebat, kebingungan, dan penurunan kesadaran. Dehidrasi ditandai dengan haus yang berlebihan, pusing, dan kelelahan. Untuk mengatasi hipotermia, segera cari tempat perlindungan, ganti pakaian basah dengan pakaian kering, dan konsumsi minuman hangat. Untuk mengatasi dehidrasi, minum air putih yang cukup dan hindari aktivitas fisik yang berat.

Peralatan dan Perlengkapan yang Dibutuhkan

Untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca di Gunung Lewotobi, pendaki perlu mempersiapkan perlengkapan yang memadai. Ini termasuk jas hujan berkualitas tinggi, tenda yang kokoh dan tahan angin, sleeping bag yang sesuai dengan kondisi suhu, pakaian hangat (jaket, sweater, sarung tangan, topi), sepatu gunung yang anti air, dan perlengkapan navigasi (kompas, GPS, peta). Selain itu, membawa makanan dan minuman yang cukup, serta perlengkapan pertolongan pertama juga sangat penting.

Medan dan Rute Pendakian

Mendaki Gunung Lewotobi menawarkan pengalaman yang unik, namun juga menghadirkan tantangan tersendiri karena medan dan rute pendakiannya yang cukup ekstrim. Karakteristik medan yang beragam, mulai dari tanjakan terjal hingga jalur setapak yang sempit, membutuhkan persiapan dan kewaspadaan ekstra dari para pendaki. Pemahaman yang baik mengenai medan dan rute, serta penerapan teknik pendakian yang aman, sangat krusial untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan pendakian.

Gunung Lewotobi memiliki beberapa jalur pendakian dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. Namun secara umum, karakteristik medan yang perlu diwaspadai adalah tanjakan terjal yang panjang, jalur setapak sempit yang seringkali berbatasan langsung dengan jurang, dan medan berbatu yang licin, terutama saat hujan. Kondisi cuaca yang berubah-ubah juga menambah tingkat kesulitan pendakian.

Langkah-langkah Keselamatan di Medan Sulit

Melintasi medan yang sulit di Gunung Lewotobi membutuhkan kehati-hatian dan persiapan yang matang. Berikut beberapa langkah keselamatan yang direkomendasikan:

  • Selalu menggunakan perlengkapan pendakian yang lengkap dan dalam kondisi baik, termasuk sepatu gunung yang nyaman dan kokoh, tongkat trekking, serta jas hujan.
  • Bergerak secara perlahan dan berhati-hati, terutama saat melewati jalur yang sempit dan terjal. Jangan terburu-buru.
  • Berpegangan pada akar pohon atau batu yang kokoh saat melewati tanjakan atau turunan yang curam. Pastikan pegangan tersebut aman dan stabil sebelum melepaskan pegangan sebelumnya.
  • Selalu waspada terhadap potensi longsor, terutama saat melewati lereng yang curam atau setelah hujan. Hindari pendakian saat hujan lebat.
  • Beri tahu rencana pendakian kepada orang lain, termasuk rencana rute dan waktu yang diperkirakan. Beri kabar secara berkala selama pendakian.
  • Bawa perlengkapan pertolongan pertama dan pahami cara penggunaannya. Pelajari juga teknik pertolongan pertama dasar untuk menangani cedera ringan.

Jalur Rawan Longsor dan Kecelakaan

Beberapa jalur pendakian di Gunung Lewotobi memiliki reputasi lebih rawan longsor atau kecelakaan. Salah satu contohnya adalah jalur yang melewati tebing curam di [sebutkan nama lokasi jika ada, jika tidak ada ganti dengan deskripsi lokasi yang spesifik, misal: bagian tengah jalur pendakian menuju puncak, yang ditandai dengan banyaknya batuan lepas]. Untuk mengatasi risiko ini, disarankan untuk melewati jalur alternatif yang lebih aman jika tersedia, atau menghindari pendakian pada jalur tersebut saat kondisi cuaca buruk.

Baca Juga:  Berita Gaza Palestina Hari Ini Konflik dan Dampaknya

Sebagai contoh lain, jalur yang melewati [sebutkan nama lokasi atau deskripsi spesifik lainnya, misalnya: sebuah lembah sempit dengan aliran sungai kecil] juga berpotensi bahaya. Pendaki disarankan untuk ekstra hati-hati dan memeriksa kestabilan pijakan sebelum melangkah, terutama jika permukaan tanah tampak basah atau longgar. Menggunakan tongkat trekking dapat membantu menjaga keseimbangan.

Teknik Pendakian Aman di Medan Terjal

Teknik pendakian yang tepat sangat penting untuk meminimalisir risiko kecelakaan di medan terjal Gunung Lewotobi. Berikut beberapa panduan singkat:

  • Gunakan teknik “three points of contact”, yaitu selalu menjaga tiga titik kontak dengan permukaan tanah (dua tangan dan satu kaki, atau dua kaki dan satu tangan) saat melewati medan yang curam.
  • Hindari membawa beban berlebih yang dapat mengganggu keseimbangan dan stamina.
  • Pilih jalur yang paling aman dan stabil. Jangan ragu untuk mencari jalur alternatif jika jalur yang dipilih terlihat berbahaya.
  • Jangan mendaki sendirian. Pendakian sebaiknya dilakukan secara berkelompok untuk saling menjaga dan membantu jika terjadi kecelakaan.

Ilustrasi Jalur Pendakian

Bayangkan jalur pendakian utama menuju puncak Gunung Lewotobi sebagai sebuah garis lurus yang panjang. Pada sepertiga awal perjalanan, jalur relatif landai dan lebar. Namun, pada sepertiga tengah, jalur berubah menjadi semakin curam dan sempit, dengan tebing curam di satu sisi dan jurang yang dalam di sisi lainnya (titik rawan pertama). Jalur alternatif yang lebih aman di titik ini adalah memutar sedikit ke kiri, melewati jalur yang sedikit lebih panjang namun lebih landai dan aman, melewati [deskripsi lokasi alternatif yang lebih aman, misal: sebuah hutan yang lebih lebat, namun dengan permukaan tanah yang lebih stabil].

Titik rawan kedua terletak di sepertiga akhir pendakian, yaitu pada [deskripsi lokasi titik rawan kedua, misal: sebuah area bebatuan yang curam dan licin]. Di sini, disarankan untuk menggunakan teknik three points of contact dan berpegangan pada batu-batu yang kokoh. Alternatifnya, jika kondisi memungkinkan, adalah mencari jalur yang memutar sedikit ke kanan, melewati [deskripsi lokasi alternatif, misal: sebuah punggung bukit yang lebih landai].

Flora dan Fauna Gunung Lewotobi

Gunung Lewotobi, dengan keindahannya yang menawan, menyimpan potensi bahaya yang perlu diwaspadai para pendaki, terutama yang berkaitan dengan flora dan fauna. Keanekaragaman hayati yang tinggi di gunung ini berdampingan dengan risiko paparan tumbuhan beracun dan hewan-hewan yang dapat membahayakan keselamatan pendaki. Pemahaman yang baik tentang potensi bahaya ini sangat penting untuk memastikan pendakian yang aman dan menyenangkan.

Tumbuhan Beracun di Gunung Lewotobi

Beberapa jenis tumbuhan beracun dapat ditemukan di Gunung Lewotobi. Meskipun identifikasi pasti membutuhkan keahlian botani, pendaki perlu waspada terhadap tumbuhan dengan ciri-ciri tertentu. Contohnya, tumbuhan dengan getah berwarna putih pekat atau daun dengan tekstur yang unik dan berbulu seringkali menandakan potensi bahaya. Hindari menyentuh atau mengonsumsi tumbuhan yang tidak dikenal. Jika terpapar getah tumbuhan yang dicurigai beracun, segera cuci bagian tubuh yang terkena dengan air bersih dan cari pertolongan medis jika muncul reaksi alergi seperti gatal-gatal, ruam, atau pembengkakan.

Hewan Berpotensi Bahaya di Gunung Lewotobi

Hewan-hewan liar seperti ular, lebah, dan serangga lainnya menghuni Gunung Lewotobi. Ular berbisa, meskipun tidak selalu agresif, dapat menimbulkan bahaya serius jika terinjak atau merasa terancam. Lebah dan tawon juga dapat menyerang jika sarangnya diganggu. Untuk menghindari serangan hewan, hindari mendekati sarang hewan, berjalan dengan hati-hati di jalur pendakian, dan kenakan pakaian yang menutupi kulit.

  • Ular: Kenali jenis ular berbisa di daerah tersebut jika memungkinkan. Hindari berjalan di semak-semak tanpa perlindungan. Gunakan tongkat untuk memeriksa semak sebelum memasukinya.
  • Lebah/Tawon: Hindari mendekati sarang lebah atau tawon. Jika tersengat, segera cabut sengatnya dengan hati-hati dan bersihkan area yang tersengat.
  • Serangga lainnya: Gunakan repellent serangga untuk meminimalisir gigitan atau sengatan serangga.

Pertolongan Pertama Gigitan atau Sengatan Hewan

Pertolongan pertama untuk gigitan atau sengatan hewan di Gunung Lewotobi sangat penting. Jika terjadi gigitan ular, tetap tenang, segera hubungi tim penyelamat atau petugas medis terdekat. Imobilisasi anggota tubuh yang terkena gigitan dan hindari aktivitas yang dapat mempercepat penyebaran racun. Untuk sengatan lebah atau tawon, cabut sengatnya, bersihkan area yang tersengat, dan kompres dengan air dingin. Amati reaksi alergi dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan. Bawa perlengkapan P3K yang lengkap saat mendaki.

Mengenali Tanda-Tanda Bahaya Flora dan Fauna

Mengenali tanda-tanda bahaya dari flora dan fauna berbahaya memerlukan ketelitian dan kewaspadaan. Amati lingkungan sekitar dengan seksama. Hindari menyentuh tumbuhan yang memiliki getah berwarna mencolok, berduri tajam, atau berbau menyengat. Perhatikan tanda-tanda keberadaan hewan liar seperti jejak kaki, kotoran, atau suara. Jika menemukan hewan yang berpotensi berbahaya, jaga jarak aman dan jangan mencoba mendekatinya.

Risiko Kesehatan dan Keselamatan

Mendaki Gunung Lewotobi, dengan keindahannya yang memesona, juga menyimpan potensi risiko kesehatan dan keselamatan yang perlu diwaspadai. Persiapan yang matang dan pengetahuan tentang potensi bahaya akan sangat membantu dalam menjaga keselamatan selama pendakian. Berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan dan langkah-langkah pencegahannya.

Kondisi alam Gunung Lewotobi yang menantang, seperti medan yang terjal, cuaca yang ekstrem, dan ketinggian yang signifikan, dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi pendaki yang tidak mempersiapkan diri dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman yang komprehensif tentang risiko kesehatan dan langkah-langkah mitigasi sangatlah krusial.

Baca Juga:  Ketua BNN Tangerang: Media Berperan Aktif Edukasi Bahaya Narkoba

Risiko Kesehatan di Gunung Lewotobi, Bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai saat mendaki Gunung Lewotobi

Beberapa risiko kesehatan yang umum terjadi selama pendakian di Gunung Lewotobi meliputi hipotermia, dehidrasi, dan altitude sickness (penyakit ketinggian). Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah normal akibat paparan suhu dingin yang berkepanjangan. Dehidrasi merupakan kondisi tubuh kekurangan cairan, yang dapat menyebabkan kelelahan, pusing, dan bahkan pingsan. Altitude sickness, atau Acute Mountain Sickness (AMS), timbul karena tubuh beradaptasi dengan tekanan udara rendah di ketinggian.

Gejalanya bervariasi, mulai dari sakit kepala ringan hingga sesak napas dan edema paru.

Pencegahan Risiko Kesehatan

Untuk meminimalisir risiko kesehatan, beberapa langkah pencegahan perlu diterapkan. Persiapan yang matang sebelum pendakian sangat penting.

  • Aklimatisasi: Beradaptasi secara bertahap dengan ketinggian. Hindari pendakian yang terlalu cepat dan berikan waktu bagi tubuh untuk menyesuaikan diri.
  • Konsumsi Cairan: Minum air yang cukup sebelum, selama, dan setelah pendakian untuk mencegah dehidrasi. Bawa cukup air minum atau alat untuk mendapatkan air bersih.
  • Pakaian yang Tepat: Gunakan pakaian yang sesuai dengan kondisi cuaca, termasuk pakaian hangat untuk mencegah hipotermia.
  • Perencanaan Rute: Pilih rute pendakian yang sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik. Jangan memaksakan diri untuk mendaki di luar kemampuan.
  • Kondisi Fisik: Pastikan kondisi fisik dalam keadaan prima sebelum memulai pendakian. Latihan fisik secara teratur dapat membantu.

Peralatan Pertolongan Pertama

Membawa perlengkapan pertolongan pertama yang memadai merupakan langkah penting dalam menghadapi situasi darurat selama pendakian. Perlengkapan ini harus mencakup:

  • Obat-obatan pribadi (jika diperlukan, sesuai resep dokter).
  • Perban dan plester.
  • Antiseptik.
  • Penghangat tubuh (hand warmer).
  • Obat anti nyeri.
  • Cairan elektrolit.
  • Alat pengukur tekanan darah (opsional).

Pertolongan Pertama untuk Cedera

Pengetahuan dasar tentang pertolongan pertama sangat penting. Berikut panduan singkat untuk menangani cedera ringan dan serius:

  • Cedera Ringan (luka lecet, terkilir): Bersihkan luka, beri antiseptik, dan balut dengan perban.
  • Cedera Serius (patah tulang, pendarahan hebat): Imobilisasi bagian tubuh yang cedera, kontrol pendarahan, dan segera hubungi tim penyelamat atau evakuasi.

Mengenali dan Menangani Altitude Sickness

Altitude sickness dapat terjadi secara tiba-tiba dan memerlukan penanganan segera. Gejalanya dapat meliputi sakit kepala, mual, muntah, pusing, dan sesak napas. Penanganan awal meliputi:

  • Turun ke ketinggian yang lebih rendah: Ini adalah penanganan yang paling efektif.
  • Istirahat yang cukup: Hindari aktivitas berat.
  • Minum banyak air: Untuk mencegah dehidrasi.
  • Konsumsi obat pereda nyeri (jika diperlukan): Hanya setelah berkonsultasi dengan dokter.
  • Pantau gejala: Jika gejala memburuk, segera turun dan cari bantuan medis.

Faktor Manusia dan Kesiapan Pendaki

Bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai saat mendaki Gunung Lewotobi

Mendaki Gunung Lewotobi, dengan keindahannya yang mempesona, menyimpan potensi bahaya yang signifikan. Keselamatan pendaki sangat bergantung pada perencanaan yang matang dan kesiapan fisik serta mental yang memadai. Kurangnya persiapan dapat berujung pada kecelakaan, bahkan kematian. Oleh karena itu, memahami faktor manusia dan bagaimana mempersiapkan diri dengan baik merupakan kunci keberhasilan dan keselamatan pendakian.

Perencanaan yang buruk dan persiapan fisik yang tidak memadai merupakan penyebab utama kecelakaan pendakian. Kelelahan, hipotermia, dan cedera merupakan risiko nyata yang dapat dihindari dengan persiapan yang tepat. Kemampuan navigasi yang kurang, serta kurangnya pengetahuan tentang kondisi medan dan cuaca, juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Bahaya Akibat Kurangnya Persiapan dan Perencanaan

Kurangnya persiapan dan perencanaan dapat berakibat fatal. Contohnya, kurangnya persediaan air dan makanan dapat menyebabkan dehidrasi dan kelaparan, yang dapat melemahkan fisik dan mental pendaki. Ketidakmampuan dalam membaca peta dan kompas dapat menyebabkan pendaki tersesat, terutama di medan yang kompleks seperti di Gunung Lewotobi. Kondisi cuaca yang buruk juga dapat memperburuk situasi, menyebabkan hipotermia atau bahkan kematian.

Contoh Kasus Kecelakaan Pendakian

Banyak kasus kecelakaan pendakian di berbagai gunung, termasuk yang mungkin terjadi di Gunung Lewotobi, disebabkan oleh faktor manusia. Misalnya, seorang pendaki yang kurang berpengalaman tersesat karena tidak membawa peta dan kompas, mengakibatkan ia mengalami hipotermia dan membutuhkan penyelamatan. Contoh lain, pendaki yang mengalami cedera karena kurangnya persiapan fisik, sehingga tidak mampu mengatasi medan yang berat.

Daftar Periksa Persiapan Pendakian Gunung Lewotobi

Berikut daftar periksa yang perlu diperhatikan sebelum mendaki Gunung Lewotobi:

  • Memastikan kondisi fisik prima melalui latihan fisik yang cukup.
  • Mempersiapkan perlengkapan pendakian yang lengkap dan sesuai kondisi medan, termasuk pakaian hangat, sepatu gunung yang sesuai, perlengkapan navigasi (peta, kompas, GPS), peralatan pertolongan pertama, dan cukup persediaan air dan makanan.
  • Mempelajari jalur pendakian dan kondisi medan Gunung Lewotobi.
  • Memeriksa prakiraan cuaca sebelum dan selama pendakian.
  • Memberitahukan rencana pendakian kepada orang lain, termasuk jalur yang akan dilalui dan waktu yang diperkirakan.
  • Membawa alat komunikasi yang memadai, seperti telepon satelit atau radio komunikasi.

Pentingnya Komunikasi dan Kerja Sama Tim

Komunikasi dan kerja sama tim sangat krusial dalam menghadapi situasi darurat di Gunung Lewotobi. Koordinasi yang baik antar anggota tim dapat membantu mengatasi masalah dengan cepat dan efisien. Contohnya, jika seorang anggota tim mengalami cedera, anggota tim lainnya dapat memberikan pertolongan pertama dan menghubungi tim penyelamat. Kemampuan berkomunikasi dengan tim penyelamat juga sangat penting untuk mempercepat proses evakuasi.

Ringkasan Akhir: Bahaya Dan Tantangan Yang Perlu Diwaspadai Saat Mendaki Gunung Lewotobi

Bahaya dan tantangan yang perlu diwaspadai saat mendaki Gunung Lewotobi

Mendaki Gunung Lewotobi adalah petualangan yang menuntut kesiapan fisik dan mental yang prima, serta pemahaman yang mendalam tentang potensi bahaya yang ada. Dengan perencanaan yang matang, persiapan yang memadai, dan kesadaran akan risiko, pendakian dapat menjadi pengalaman yang aman dan berkesan. Ingatlah selalu untuk mengutamakan keselamatan dan menghargai keindahan alam Gunung Lewotobi.

Facebook Comments Box

Read More

Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta

12 March 2025 - 14:58 WIB

HUT ke-32 Kota Tangerang: NasDem Optimalkan SDM, Infrastruktur, dan Ahlakul Karimah

27 February 2025 - 17:54 WIB

Ketua Fraksi Partai Nasdem Mochamad Pandu (foto : Jie)

Sachrudin-Maryono Diarak Menuju Puspem Kota Tangerang Pasca Pelantikan

20 February 2025 - 17:18 WIB

Vandalisme Coretan “Adili Jokowi” Muncul di Kota Tangerang

18 February 2025 - 21:41 WIB

Viral Anggaran Rp39 Juta untuk Seragam Upacara Hut Kota Tangerang, Ketua DPRD : Itu Hoax!

13 February 2025 - 23:08 WIB

Ketua DPRD Tangerang Rusdi Alam
Trending on Kota Tangerang