Pendidikan Kesehatan PHBS pada lansia di rumah pelayanan sosial merupakan upaya penting untuk meningkatkan kualitas hidup para lansia. Rumah pelayanan sosial memiliki peran krusial dalam memfasilitasi program ini, mengingat lansia di dalamnya seringkali membutuhkan dukungan ekstra dalam menjaga kesehatan. Memahami karakteristik lansia, tantangan yang dihadapi, dan metode penyampaian yang efektif menjadi kunci keberhasilan program ini.
Program ini mencakup berbagai materi, mulai dari nutrisi seimbang dan aktivitas fisik yang tepat hingga pengelolaan stres dan pencegahan penyakit. Pentingnya kolaborasi antara petugas kesehatan, keluarga, dan masyarakat juga tak dapat diabaikan. Dengan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan program ini dapat memberdayakan lansia untuk hidup sehat dan mandiri.
Pendidikan Kesehatan PHBS pada Lansia di Rumah Pelayanan Sosial
Rumah Pelayanan Sosial (RPS) memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup lansia, termasuk melalui pendidikan kesehatan yang berfokus pada Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pendidikan kesehatan yang efektif di RPS mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan lansia dalam menjaga kesehatan diri, sehingga mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Pengertian Pendidikan Kesehatan dan PHBS
Pendidikan kesehatan merupakan proses pembelajaran yang sistematis untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu atau kelompok dalam menjaga kesehatan. PHBS, atau Pola Hidup Bersih dan Sehat, merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh individu dan keluarga untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. Di dalam konteks lansia di RPS, PHBS meliputi aspek-aspek seperti kebersihan diri, nutrisi seimbang, aktivitas fisik, istirahat cukup, dan manajemen stres.
Karakteristik Lansia sebagai Sasaran Pendidikan Kesehatan, Pendidikan kesehatan phbs pada lansia di rumah pelayanan sosial
Lansia memiliki karakteristik khusus yang perlu dipertimbangkan dalam penyampaian pendidikan kesehatan. Proses penuaan berdampak pada berbagai aspek fisik dan kognitif, mengakibatkan penurunan kemampuan fisik, daya ingat, dan kecepatan belajar. Selain itu, lansia seringkali memiliki penyakit penyerta yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengikuti program pendidikan kesehatan. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat dan disesuaikan dengan kondisi lansia sangatlah penting.
Peran Rumah Pelayanan Sosial dalam Pendidikan Kesehatan PHBS Lansia
RPS berperan sebagai fasilitator utama dalam memberikan pendidikan kesehatan PHBS kepada lansia di bawah naungannya. RPS menyediakan tempat dan sumber daya yang diperlukan, seperti tenaga kesehatan terlatih, materi edukasi yang disesuaikan, dan lingkungan yang mendukung. RPS juga bertugas untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas program pendidikan kesehatan yang diberikan, serta melakukan adaptasi sesuai kebutuhan lansia.
Tantangan dalam Memberikan Pendidikan Kesehatan PHBS kepada Lansia di Rumah Pelayanan Sosial
Memberikan pendidikan kesehatan kepada lansia di RPS memiliki beberapa tantangan. Pertama, kondisi kesehatan lansia yang beragam, termasuk penurunan fungsi kognitif dan fisik, membutuhkan pendekatan yang terindividualisasi dan bersabar. Kedua, keterbatasan sumber daya, seperti tenaga kesehatan dan fasilitas, dapat menghambat pelaksanaan program. Ketiga, motivasi dan partisipasi lansia juga perlu dipertimbangkan, karena beberapa lansia mungkin kurang tertarik atau memiliki kesulitan untuk mengikuti program.
Perbandingan Karakteristik Lansia Sehat dan Lansia dengan Masalah Kesehatan
Karakteristik | Lansia Sehat | Lansia dengan Masalah Kesehatan |
---|---|---|
Aktivitas Fisik | Aktif bergerak, mampu melakukan aktivitas sehari-hari | Terbatas aktivitasnya, membutuhkan bantuan untuk aktivitas sehari-hari |
Nutrisi | Mengonsumsi makanan bergizi seimbang | Mengalami gangguan makan, membutuhkan diet khusus |
Kognitif | Daya ingat dan kemampuan kognitif baik | Mengalami penurunan daya ingat dan fungsi kognitif |
Kemampuan Mandiri | Mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari | Membutuhkan bantuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari |
Partisipasi dalam Kegiatan Sosial | Aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial | Terbatas partisipasinya dalam kegiatan sosial |
Materi Pendidikan Kesehatan PHBS yang Relevan untuk Lansia
Penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sangat penting bagi lansia, terutama mereka yang berada di Rumah Pelayanan Sosial. Kondisi kesehatan yang rentan dan keterbatasan mobilitas membuat lansia lebih mudah terserang penyakit. Pendidikan kesehatan yang tepat sasaran akan meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mereka. Berikut ini beberapa materi PHBS yang relevan dan modul pelatihan singkatnya.
Daftar Materi Pendidikan Kesehatan PHBS untuk Lansia
Materi pendidikan kesehatan PHBS untuk lansia di Rumah Pelayanan Sosial perlu disesuaikan dengan kondisi fisik dan kognitif mereka. Penyampaian materi harus sederhana, mudah dipahami, dan dilengkapi dengan demonstrasi praktis. Berikut daftar materi yang direkomendasikan:
- Nutrisi Seimbang untuk Lansia: Jenis makanan bergizi, porsi makan, dan frekuensi makan yang tepat.
- Aktivitas Fisik yang Aman dan Terukur: Jenis olahraga ringan yang sesuai, durasi, dan intensitas yang tepat untuk menghindari cedera.
- Istirahat yang Cukup: Durasi tidur yang ideal, pentingnya kualitas tidur, dan teknik relaksasi sederhana.
- Kebersihan Diri: Mandi teratur, perawatan kulit, dan perawatan rambut yang tepat.
- Kebersihan Lingkungan: Menjaga kebersihan kamar dan lingkungan sekitar untuk mencegah penyakit.
- Penggunaan Obat yang Tepat: Pentingnya mengikuti anjuran dokter dalam penggunaan obat-obatan.
- Pencegahan Jatuh: Tips dan strategi untuk mencegah jatuh, pentingnya lingkungan yang aman.
- Deteksi Dini Penyakit: Gejala penyakit umum pada lansia dan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.
- Kesehatan Mental: Mengatasi stres, depresi, dan kecemasan pada lansia.
Modul Pelatihan Singkat PHBS untuk Lansia
Modul pelatihan ini dirancang singkat dan praktis, difokuskan pada tiga aspek utama PHBS: nutrisi, aktivitas fisik, dan istirahat.
Topik | Penjelasan Singkat | Aktivitas |
---|---|---|
Nutrisi | Penjelasan tentang makanan bergizi, seperti buah, sayur, dan protein. Pentingnya minum air putih yang cukup. | Diskusi kelompok tentang makanan favorit dan bagaimana mengadaptasinya agar lebih sehat. Praktik penyusunan menu makanan sehat. |
Aktivitas Fisik | Penjelasan tentang olahraga ringan yang aman, seperti jalan kaki, senam ringan, atau yoga. Pentingnya pemanasan dan pendinginan. | Demonstrasi gerakan senam ringan yang mudah diikuti. Praktik latihan peregangan sederhana. |
Istirahat | Penjelasan tentang pentingnya tidur cukup (7-8 jam), pentingnya menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan tenang. | Diskusi tentang kebiasaan tidur dan tips untuk meningkatkan kualitas tidur. Praktik teknik relaksasi sederhana, seperti pernapasan dalam. |
Ilustrasi Pentingnya Cuci Tangan bagi Lansia
Ilustrasi gambar akan menampilkan seorang lansia yang sedang mencuci tangan dengan langkah-langkah yang benar. Gambar akan menunjukkan lansia membasahi tangan dengan air mengalir, mengoleskan sabun hingga berbusa, menggosok seluruh permukaan tangan termasuk sela-sela jari dan kuku selama minimal 20 detik, membilas dengan air mengalir, dan mengeringkan tangan dengan handuk bersih. Gambar akan menekankan pentingnya cuci tangan untuk mencegah infeksi dan penyakit, khususnya bagi lansia yang memiliki sistem imun lebih rentan.
Manfaat Penerapan PHBS bagi Kesehatan Fisik dan Mental Lansia
Penerapan PHBS memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan fisik dan mental lansia. Secara fisik, PHBS dapat mencegah penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Nutrisi seimbang meningkatkan daya tahan tubuh, aktivitas fisik menjaga kekuatan otot dan tulang, sementara istirahat cukup membantu pemulihan tubuh. Secara mental, PHBS meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi stres, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Aktivitas fisik dan interaksi sosial yang tercipta dari kegiatan bersama dapat mencegah depresi dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Panduan Praktis Penanganan Masalah Kesehatan Ringan pada Lansia di Rumah
Panduan ini memberikan langkah-langkah praktis dalam menangani masalah kesehatan ringan pada lansia di rumah. Penting untuk diingat bahwa panduan ini bukan pengganti konsultasi medis profesional. Jika kondisi memburuk, segera hubungi tenaga medis.
- Demam Ringan: Kompres hangat, minum banyak cairan, istirahat cukup. Pantau suhu tubuh secara teratur.
- Batuk Pilek: Istirahat, minum banyak cairan hangat, konsumsi obat pereda batuk dan pilek sesuai anjuran dokter.
- Luka Ringan: Bersihkan luka dengan air bersih dan sabun, tutup dengan perban steril. Jika terjadi infeksi, segera konsultasikan dengan dokter.
- Diare: Minum oralit untuk mencegah dehidrasi, hindari makanan pedas dan berlemak. Jika diare berlangsung lebih dari 2 hari, segera konsultasikan dengan dokter.
- Sembelit: Konsumsi makanan kaya serat, minum banyak air putih, dan lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Metode dan Strategi Penyampaian Pendidikan Kesehatan

Menyampaikan pendidikan kesehatan PHBS pada lansia di rumah pelayanan sosial membutuhkan pendekatan yang tepat agar informasi terserap dengan baik. Metode dan strategi yang efektif harus mempertimbangkan kondisi fisik, kognitif, dan psikologis lansia yang beragam. Berikut beberapa metode dan strategi yang dapat diterapkan.
Metode Penyampaian Materi Pendidikan Kesehatan yang Efektif untuk Lansia
Pemilihan metode penyampaian materi sangat penting untuk memastikan pemahaman lansia. Metode yang terlalu kompleks atau membosankan dapat mengurangi efektivitas program. Beberapa metode yang terbukti efektif antara lain:
- Metode Ceramah: Ceramah yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa sederhana serta diselingi ilustrasi atau contoh nyata akan lebih mudah dipahami. Hindari penggunaan istilah medis yang rumit.
- Metode Demonstrasi: Demonstrasi praktik, seperti cara mencuci tangan yang benar atau teknik senam ringan, sangat efektif karena lansia dapat langsung melihat dan meniru. Metode ini lebih mudah diingat dibandingkan hanya mendengar penjelasan.
- Diskusi Kelompok: Diskusi kelompok memungkinkan lansia untuk berinteraksi, berbagi pengalaman, dan saling mendukung. Fasilitator perlu memastikan diskusi berjalan terarah dan semua peserta terlibat aktif.
Strategi Komunikasi Efektif untuk Menjangkau Lansia dengan Berbagai Tingkat Pemahaman
Lansia memiliki beragam tingkat pemahaman dan kemampuan kognitif. Strategi komunikasi yang efektif harus mengakomodasi perbedaan ini. Berikut beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan:
- Penggunaan Bahasa Sederhana dan Jelas: Hindari istilah medis atau bahasa yang terlalu formal. Gunakan kalimat pendek dan mudah dipahami.
- Penggunaan Media Visual: Gambar, simbol, dan video dapat membantu lansia memahami informasi dengan lebih mudah, terutama bagi mereka yang mengalami penurunan daya ingat.
- Pengulangan Informasi: Mengulang informasi penting beberapa kali dapat membantu lansia mengingat dan memahami materi dengan lebih baik.
- Pendekatan Individual: Berikan perhatian individual kepada setiap lansia, sesuaikan penyampaian materi dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman masing-masing.
Demonstrasi Praktis Teknik Senam Ringan untuk Lansia
Demonstrasi senam ringan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sederhana dan mudah ditiru. Misalnya, demonstrasi gerakan peregangan leher, bahu, dan lengan dengan tempo lambat dan gerakan yang halus. Penting untuk menekankan pentingnya melakukan pemanasan sebelum senam dan pendinginan setelahnya untuk mencegah cedera.
Contoh gerakan: Mulailah dengan duduk tegak, lalu perlahan-lahan memutar leher ke kanan dan kiri, masing-masing 5 kali. Kemudian, angkat kedua lengan ke atas kepala dan tahan selama 5 detik, ulangi 5 kali. Gerakan-gerakan ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kemampuan fisik lansia.
Alur Penyampaian Materi Pendidikan Kesehatan PHBS yang Sistematis
Penyampaian materi PHBS perlu disusun secara sistematis agar mudah dipahami. Alur penyampaian dapat dimulai dengan pengantar singkat tentang pentingnya PHBS, dilanjutkan dengan penjelasan masing-masing pilar PHBS (misalnya, cuci tangan, makan bergizi, dan aktivitas fisik), diakhiri dengan sesi tanya jawab dan praktik.
- Pengantar: Mengawali dengan penjelasan singkat mengenai pentingnya PHBS bagi kesehatan dan kesejahteraan lansia.
- Penjelasan Pilar PHBS: Penjelasan setiap pilar PHBS dengan bahasa sederhana dan contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari lansia.
- Demonstrasi Praktis: Melakukan demonstrasi praktis mengenai beberapa pilar PHBS, seperti cuci tangan yang benar dan teknik senam ringan.
- Sesi Tanya Jawab: Memberikan kesempatan kepada lansia untuk bertanya dan berdiskusi.
- Penutup: Merangkum materi yang telah disampaikan dan memberikan motivasi agar lansia menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh Materi Pendidikan Kesehatan PHBS dalam Bentuk Cerita
Contoh cerita: “Nenek Kartini, seorang lansia yang tinggal di panti jompo, awalnya sering sakit. Setelah mengikuti program PHBS, Nenek Kartini rajin mencuci tangan, makan makanan bergizi, dan melakukan senam ringan. Hasilnya, Nenek Kartini menjadi lebih sehat dan jarang sakit. Cerita ini dapat memotivasi lansia lainnya untuk menerapkan PHBS.”
Evaluasi dan Monitoring Program Pendidikan Kesehatan

Evaluasi dan monitoring merupakan tahapan krusial dalam keberhasilan program pendidikan kesehatan PHBS pada lansia. Tahapan ini memastikan program berjalan efektif, mencapai sasaran, dan memberikan dampak positif bagi kesehatan para lansia. Dengan melakukan evaluasi dan monitoring yang terstruktur, kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program, sehingga dapat dilakukan penyesuaian dan peningkatan di masa mendatang.
Instrumen Pengukuran Efektivitas Program
Instrumen evaluasi dirancang untuk mengukur seberapa efektif program pendidikan kesehatan PHBS dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku lansia terkait PHBS. Instrumen ini dapat berupa kuesioner, wawancara terstruktur, atau observasi perilaku. Kuesioner misalnya, dapat mencakup pertanyaan tentang pengetahuan lansia mengenai cuci tangan, penggunaan jamban, dan pengelolaan sampah. Wawancara terstruktur memungkinkan pengumpulan data yang lebih mendalam tentang pemahaman dan praktik PHBS lansia.
Observasi perilaku dapat digunakan untuk menilai penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari lansia di rumah pelayanan sosial.
Monitoring Kehadiran dan Partisipasi Lansia
Tabel monitoring kehadiran dan partisipasi lansia sangat penting untuk melacak tingkat keterlibatan mereka dalam program. Tabel ini mencatat kehadiran setiap lansia pada setiap sesi pendidikan kesehatan. Selain kehadiran, tabel juga mencatat tingkat partisipasi aktif lansia, misalnya, melalui respon terhadap pertanyaan, diskusi kelompok, dan praktik langsung. Data ini membantu mengidentifikasi lansia yang membutuhkan perhatian khusus dan penyesuaian program.
Nama Lansia | Tanggal | Kehadiran (Y/T) | Partisipasi Aktif | Catatan |
---|---|---|---|---|
Nenek Kartini | 10 Oktober 2023 | Y | Aktif berpartisipasi dalam diskusi | – |
Pak Karto | 10 Oktober 2023 | Y | Mengajukan pertanyaan | – |
Bu Sri | 10 Oktober 2023 | T | – | Sakit |
Indikator Keberhasilan Program
Indikator keberhasilan program pendidikan kesehatan PHBS pada lansia dapat berupa peningkatan pengetahuan tentang PHBS, perubahan sikap positif terhadap PHBS, dan peningkatan praktik PHBS dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan pengetahuan dapat diukur melalui skor tes pra dan pasca program. Perubahan sikap dapat diukur melalui skala sikap yang menilai persepsi dan keyakinan lansia terhadap PHBS. Peningkatan praktik PHBS dapat diukur melalui observasi perilaku lansia di rumah pelayanan sosial.
- Peningkatan skor pengetahuan tentang PHBS minimal 20%.
- Peningkatan sikap positif terhadap PHBS minimal 15%.
- Peningkatan praktik PHBS (misalnya, cuci tangan yang benar) minimal 10%.
Monitoring dan Evaluasi Berkelanjutan
Monitoring dan evaluasi program dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya pada akhir program. Proses ini meliputi pengumpulan data secara berkala, analisis data, dan penyesuaian program berdasarkan temuan. Umpan balik dari lansia, petugas, dan pihak terkait juga dipertimbangkan dalam proses evaluasi. Evaluasi berkala ini memungkinkan penyesuaian strategi dan metode pembelajaran agar lebih efektif dan relevan dengan kebutuhan lansia.
- Pengumpulan data mingguan mengenai kehadiran dan partisipasi.
- Analisis data bulanan untuk mengidentifikasi tren dan permasalahan.
- Penyesuaian program setiap tiga bulan berdasarkan hasil evaluasi.
- Evaluasi akhir program untuk menilai dampak keseluruhan.
Laporan Hasil Evaluasi Program
Laporan hasil evaluasi program pendidikan kesehatan PHBS pada lansia disusun secara sederhana dan mudah dipahami. Laporan ini mencakup ringkasan kegiatan, data kehadiran dan partisipasi, hasil pengukuran pengetahuan, sikap, dan praktik PHBS, serta analisis kelebihan dan kekurangan program. Informasi ini digunakan untuk memperbaiki program di masa mendatang dan meningkatkan dampaknya bagi kesehatan lansia.
Contoh: Laporan dapat menunjukan peningkatan pengetahuan tentang cuci tangan yang benar sebesar 25%, namun masih terdapat kendala dalam penerapannya di lapangan karena keterbatasan akses air bersih. Ini akan menjadi masukan untuk mencari solusi, misalnya dengan menyediakan tempat cuci tangan portabel yang mudah diakses.
Kolaborasi dan Pemberdayaan dalam Pelaksanaan PHBS
Penerapan Program Pembinaan Kesehatan (PHBS) pada lansia di rumah pelayanan sosial membutuhkan kolaborasi yang kuat dan pemberdayaan yang efektif. Keberhasilan program ini sangat bergantung pada sinergi antara petugas kesehatan, keluarga lansia, dan masyarakat sekitar. Dengan melibatkan semua pihak dan memberdayakan lansia untuk berperan aktif, maka tujuan PHBS untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup mereka dapat tercapai secara optimal.
Pentingnya Kolaborasi Antar Pihak
Kolaborasi yang erat antar petugas kesehatan, keluarga, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan PHBS pada lansia. Petugas kesehatan berperan sebagai fasilitator, pendidik, dan pengawas dalam penerapan PHBS. Keluarga menjadi pendukung utama dalam perawatan dan pengawasan lansia di rumah, sementara masyarakat sekitar dapat memberikan dukungan sosial dan lingkungan yang kondusif. Contohnya, petugas kesehatan dapat memberikan pelatihan kepada keluarga tentang cara memberikan perawatan luka, sementara masyarakat dapat membantu dalam pengadaan kebutuhan sehari-hari lansia.
Strategi Pemberdayaan Lansia
Pemberdayaan lansia bertujuan agar mereka mampu menerapkan PHBS secara mandiri dan berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa strategi, antara lain: penyediaan informasi kesehatan yang mudah dipahami, pelatihan keterampilan hidup sehat (seperti memasak makanan sehat dan melakukan senam ringan), serta mendorong partisipasi aktif lansia dalam kegiatan kelompok. Dengan demikian, lansia tidak hanya menjadi objek penerima layanan, tetapi juga subjek yang aktif dalam menjaga kesehatannya.
Contoh Program yang Melibatkan Keluarga Lansia
Salah satu contoh program yang melibatkan keluarga adalah “Keluarga Sehat Lansia”. Program ini meliputi pelatihan bagi keluarga lansia tentang cara memantau kesehatan lansia (misalnya, pengukuran tekanan darah dan gula darah), penyediaan panduan praktis tentang nutrisi seimbang untuk lansia, serta sesi diskusi kelompok untuk berbagi pengalaman dan permasalahan dalam merawat lansia. Keluarga juga diajak untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan fisik bersama lansia, seperti jalan pagi atau senam ringan.
Peran Relawan dalam Mendukung Program PHBS
Relawan memainkan peran penting dalam mendukung program pendidikan kesehatan PHBS di rumah pelayanan sosial. Mereka dapat membantu petugas kesehatan dalam memberikan edukasi kepada lansia dan keluarga, membantu dalam kegiatan-kegiatan promosi kesehatan, serta memberikan dukungan sosial dan emosional kepada lansia. Relawan yang terlatih dan memiliki empati tinggi akan sangat efektif dalam meningkatkan partisipasi dan kepatuhan lansia terhadap program PHBS.
Peta Alur Kolaborasi Antar Pihak
Berikut adalah gambaran peta alur kolaborasi dalam pelaksanaan PHBS pada lansia:
Tahap | Pihak yang Terlibat | Aktivitas |
---|---|---|
Perencanaan | Petugas Kesehatan, Manajemen Rumah Pelayanan Sosial | Menentukan sasaran, strategi, dan program PHBS |
Pelaksanaan | Petugas Kesehatan, Keluarga Lansia, Relawan, Masyarakat | Edukasi, pelatihan, monitoring, dan dukungan |
Evaluasi | Petugas Kesehatan, Manajemen Rumah Pelayanan Sosial | Monitoring dan evaluasi keberhasilan program |
Penutupan Akhir

Pendidikan Kesehatan PHBS bagi lansia di rumah pelayanan sosial terbukti sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan strategi yang tepat, kolaborasi yang kuat, dan evaluasi yang berkelanjutan, program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental para lansia. Penting untuk terus berinovasi dan menyesuaikan program dengan kebutuhan lansia yang terus berkembang, sehingga mereka dapat menikmati masa tua yang sehat dan bahagia.