Berkah, Tangcity Mall Santuni 1000 Anak Yatim Gubernur Banten Andra Soni Tegaskan Efisiensi APBD 2025 untuk Pendidikan dan Kesehatan Kesbangpol Kota Tangerang Gelar Rakor Antisipasi Potensi Kerawanan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta Hal-hal yang Membatalkan Puasa Lebih Praktis, Cek Harga Pangan Online Lewat Instagram Resmi Pemkot

Konflik Timur Tengah

Kenapa Jalur Gaza-Mesir Sering Tertutup?

badge-check


					Kenapa Jalur Gaza-Mesir Sering Tertutup? Perbesar

Kenapa jalur gaza ke mesir suka di turup – Kenapa Jalur Gaza-Mesir sering tertutup? Pertanyaan ini telah menjadi sorotan dunia selama bertahun-tahun, melibatkan kompleksitas politik, keamanan, dan kemanusiaan. Penutupan perbatasan ini bukan sekadar masalah administrasi, melainkan cerminan dari konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan dan pertimbangan keamanan nasional Mesir. Artikel ini akan mengupas tuntas berbagai faktor yang berkontribusi pada penutupan berulang jalur vital ini, mulai dari sejarah hingga dampaknya terhadap penduduk Gaza.

Sejak tahun 2000, jalur perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir telah mengalami penutupan dan pembukaan secara berkala. Peristiwa-peristiwa penting, seperti konflik bersenjata, perubahan pemerintahan, dan ancaman keamanan, secara signifikan memengaruhi kebijakan Mesir terkait perbatasan ini. Akibatnya, akses penduduk Gaza terhadap bantuan kemanusiaan, barang kebutuhan pokok, dan layanan kesehatan seringkali terhambat, menimbulkan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan.

Sejarah Penutupan Jalur Gaza-Mesir

Penutupan jalur perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir merupakan isu kompleks yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, berdampak signifikan terhadap kehidupan warga Gaza. Faktor politik, keamanan, dan humaniter saling terkait dan berkontribusi pada situasi ini. Berikut uraian kronologi dan analisisnya.

Kronologi Penutupan Jalur Gaza-Mesir (2000-Sekarang)

Sejak tahun 2000, jalur perbatasan Rafah mengalami penutupan dan pembukaan secara berkala. Peristiwa-peristiwa penting yang memicu penutupan seringkali terkait dengan konflik Israel-Palestina, perubahan rezim di Mesir, dan kekhawatiran keamanan Mesir terhadap potensi penyusupan dan penyelundupan.

Peristiwa Penting yang Memicu Penutupan

Beberapa peristiwa penting yang secara signifikan memicu penutupan jalur Rafah antara lain adalah Intifada Kedua (2000-2005), kudeta militer di Mesir tahun 2013, dan meningkatnya ketegangan antara Hamas dan Mesir. Serangan terorisme dan kekhawatiran keamanan juga berkontribusi terhadap kebijakan penutupan ini.

Dampak Penutupan Terhadap Penduduk Gaza

Periode Alasan Penutupan Dampak Ekonomi Dampak Sosial
2000-2005 (Intifada Kedua) Konflik Israel-Palestina, meningkatnya serangan terorisme Terhambatnya perdagangan, penurunan pendapatan, kesulitan akses bahan baku Peningkatan pengangguran, kemiskinan, kesulitan akses layanan kesehatan dan pendidikan
2006-sekarang (berkala) Ketegangan politik antara Hamas dan Mesir, kekhawatiran keamanan Pembatasan impor dan ekspor, kesulitan akses pasar internasional, peningkatan harga barang Mobilitas penduduk terbatas, kesulitan reuni keluarga, keterbatasan akses layanan kesehatan dan pendidikan
Pasca Kudeta Mesir 2013 Perubahan rezim di Mesir, peningkatan pengawasan keamanan perbatasan Penurunan aktivitas ekonomi, keterbatasan perdagangan, kesulitan mendapatkan bantuan internasional Keterbatasan akses informasi dan komunikasi, meningkatnya isolasi Gaza

Data pada tabel di atas merupakan gambaran umum dan dapat bervariasi tergantung sumber dan periode waktu yang dikaji.

Perjanjian Internasional yang Relevan

Tidak ada perjanjian internasional spesifik yang mengatur secara rinci pengelolaan perbatasan Rafah. Namun, berbagai perjanjian dan resolusi PBB terkait dengan hak-hak penduduk Palestina dan perlindungan warga sipil berkaitan secara tidak langsung dengan pengelolaan perbatasan ini. Perjanjian Oslo, misalnya, meskipun tidak secara langsung membahas perbatasan Rafah, mempengaruhi konteks politik yang lebih luas.

Peran Mesir dalam Menjaga Keamanan Perbatasan dengan Gaza

Mesir memainkan peran kunci dalam menjaga keamanan perbatasan dengan Gaza. Mesir bertanggung jawab atas pengawasan perbatasan, mencegah penyelundupan senjata dan barang terlarang, dan mengelola akses masuk dan keluar warga Palestina melalui penyeberangan Rafah. Kebijakan Mesir dalam hal ini dipengaruhi oleh pertimbangan keamanan nasional, hubungan politik dengan Palestina dan Israel, dan dinamika politik internal Mesir sendiri.

Faktor Politik yang Mempengaruhi Penutupan Jalur Gaza-Mesir

Penutupan jalur perbatasan antara Gaza dan Mesir merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor politik. Dinamika politik regional, terutama konflik Israel-Palestina, serta kepentingan domestik kedua negara memainkan peran krusial dalam menentukan kebijakan perbatasan ini. Analisis lebih lanjut akan mengungkap bagaimana berbagai faktor ini saling berkaitan dan berdampak pada situasi di lapangan.

Pengaruh Konflik Israel-Palestina

Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina secara signifikan mempengaruhi kebijakan penutupan jalur Gaza-Mesir. Ketegangan dan eskalasi kekerasan di wilayah tersebut seringkali menyebabkan Mesir memperketat pengawasan perbatasan, bahkan sampai pada penutupan total. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipatif terhadap potensi penyebaran konflik atau infiltrasi kelompok-kelompok militan. Misalnya, setelah terjadinya serangan besar-besaran atau peningkatan aktivitas roket dari Gaza, Mesir cenderung menutup jalur perbatasan untuk mencegah potensi eskalasi dan melindungi keamanan nasionalnya.

Peran Kelompok Politik di Gaza dan Mesir

Berbagai kelompok politik di Gaza dan Mesir memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan perbatasan. Di Gaza, Hamas sebagai penguasa de facto memiliki kepentingan dalam mengendalikan pergerakan orang dan barang melalui jalur perbatasan. Di sisi lain, pemerintah Mesir, dengan berbagai fraksi politik di dalamnya, juga memiliki pertimbangan keamanan dan politik domestik dalam menentukan kebijakan perbatasan. Interaksi dan dinamika antara kedua aktor ini, termasuk negosiasi, tekanan, dan bahkan konflik kepentingan, secara langsung mempengaruhi keputusan untuk membuka atau menutup jalur perbatasan.

Pengaruh Tekanan Internasional

Tekanan internasional juga memainkan peran dalam menentukan kebijakan penutupan jalur Gaza-Mesir. Organisasi internasional seperti PBB dan berbagai negara donor seringkali mendesak Mesir untuk membuka jalur perbatasan guna meringankan penderitaan penduduk Gaza yang terdampak blokade. Namun, tingkat pengaruh tekanan internasional ini bervariasi tergantung pada konteks geopolitik dan prioritas kebijakan luar negeri negara-negara yang terlibat. Tekanan ini bisa berupa sanksi, pemotongan bantuan, atau bahkan diplomasi intensif, tetapi hasilnya tetap bergantung pada pertimbangan keamanan dan politik Mesir sendiri.

Pertimbangan Keamanan Nasional Mesir

Keamanan nasional Mesir merupakan pertimbangan utama dalam menentukan kebijakan penutupan jalur perbatasan. Mesir khawatir akan potensi infiltrasi kelompok-kelompok ekstremis, penyelundupan senjata, dan aktivitas ilegal lainnya melalui jalur perbatasan. Oleh karena itu, Mesir secara berkala melakukan penutupan atau pembatasan akses untuk mencegah ancaman tersebut. Penilaian risiko keamanan yang dilakukan oleh otoritas Mesir, yang mungkin didasarkan pada intelijen dan analisis situasi keamanan terkini, menjadi faktor penentu dalam keputusan penutupan jalur perbatasan.

Baca Juga:  Kemenangan Gaza Tanda Kiamat Ataukah Bukan?

Dampak Politik Kebijakan Pembukaan atau Penutupan Jalur Perbatasan

Kebijakan membuka atau menutup jalur Gaza-Mesir memiliki dampak politik yang signifikan bagi kedua negara. Bagi Mesir, membuka jalur perbatasan dapat meningkatkan risiko keamanan, tetapi juga dapat meningkatkan citra internasional dan mengurangi tekanan diplomatik. Sebaliknya, penutupan jalur perbatasan dapat melindungi keamanan nasional Mesir tetapi dapat menimbulkan kritik internasional dan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. Bagi Gaza, pembukaan jalur perbatasan dapat meringankan kesulitan ekonomi dan kemanusiaan, tetapi penutupan jalur perbatasan dapat memperparah blokade dan memperpanjang penderitaan penduduknya.

Keseimbangan antara keamanan dan kepentingan kemanusiaan menjadi tantangan utama bagi kedua belah pihak.

Faktor Keamanan dan Pertimbangan Keamanan

Penutupan berkala jalur perbatasan antara Gaza dan Mesir merupakan langkah kompleks yang didorong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pertimbangan keamanan yang krusial bagi Mesir. Keberadaan jalur perbatasan yang terbuka berpotensi menimbulkan ancaman serius bagi stabilitas nasional Mesir, mempertimbangkan situasi politik dan keamanan yang dinamis di wilayah tersebut.

Mesir menghadapi tantangan besar dalam menjaga keamanan perbatasannya dengan Gaza. Ancaman keamanan yang muncul bukan hanya sebatas pelanggaran batas teritorial, melainkan juga terkait dengan potensi penyebaran ideologi ekstrimis, penyelundupan senjata dan bahan peledak, serta pergerakan individu yang dapat mengancam keamanan dalam negeri.

Ancaman Keamanan yang Dihadapi Mesir

Terbukanya perbatasan dengan Gaza meningkatkan risiko masuknya berbagai elemen yang membahayakan keamanan Mesir. Ancaman ini meliputi penyelundupan senjata dan amunisi yang dapat digunakan untuk aksi terorisme atau pemberontakan di dalam negeri. Selain itu, pergerakan bebas orang-orang yang berafiliasi dengan kelompok ekstremis juga menjadi perhatian serius. Potensi penyebaran ideologi radikal dan perekrutan anggota baru di dalam Mesir merupakan konsekuensi yang tidak dapat diabaikan.

Lebih jauh lagi, kemungkinan masuknya barang-barang ilegal lainnya seperti narkoba dan barang-barang terlarang juga menambah kompleksitas masalah keamanan di perbatasan.

Upaya Pencegahan Penyelundupan

Mesir menerapkan berbagai strategi untuk mencegah penyelundupan senjata, orang, dan barang-barang ilegal melalui perbatasan Gaza. Strategi ini melibatkan peningkatan pengawasan perbatasan, penggunaan teknologi canggih untuk mendeteksi aktivitas ilegal, serta kerja sama intelijen dengan negara-negara lain. Peningkatan patroli di sepanjang perbatasan, baik melalui darat maupun udara, juga menjadi bagian penting dari upaya ini. Selain itu, Mesir juga berupaya memperkuat kontrol di pos-pos pemeriksaan perbatasan untuk mencegah pergerakan ilegal.

Langkah-langkah Keamanan di Perbatasan Gaza

  • Peningkatan jumlah personel keamanan di perbatasan.
  • Penggunaan teknologi pendeteksi seperti sensor gerakan dan kamera pengintai.
  • Pengerahan pasukan khusus untuk menangani situasi darurat.
  • Penguatan infrastruktur perbatasan, termasuk pembangunan tembok pembatas dan peningkatan sistem pagar kawat berduri.
  • Kerja sama intelijen dengan negara-negara tetangga dan badan intelijen internasional.

Pengawasan Perbatasan oleh Pihak Berwenang Mesir

Pengawasan perbatasan dilakukan secara ketat oleh berbagai lembaga keamanan Mesir, termasuk militer, polisi, dan badan intelijen. Penggunaan teknologi pengawasan modern, seperti drone dan sistem pencitraan satelit, membantu dalam memantau aktivitas di sepanjang perbatasan. Patroli rutin dilakukan baik di darat maupun di laut untuk mencegah pelanggaran batas. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi ancaman keamanan.

Peran Intelijen Mesir

“Intelijen Mesir memainkan peran kunci dalam memantau situasi keamanan di perbatasan Gaza. Informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, baik secara terbuka maupun rahasia, digunakan untuk mengantisipasi dan mencegah ancaman yang mungkin muncul. Kerja sama intelijen dengan negara-negara lain juga sangat penting dalam upaya ini.”

Dampak Penutupan Jalur Gaza-Mesir terhadap Penduduk Gaza: Kenapa Jalur Gaza Ke Mesir Suka Di Turup

Kenapa jalur gaza ke mesir suka di turup

Penutupan berkala jalur perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir telah menimbulkan dampak yang signifikan dan berkepanjangan terhadap kehidupan penduduk Gaza. Pembatasan akses ini menciptakan hambatan besar dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari akses terhadap kebutuhan pokok hingga layanan kesehatan dan peluang ekonomi. Kondisi ini memperparah situasi kemanusiaan yang sudah rapuh di wilayah tersebut.

Akses terhadap Barang Kebutuhan Pokok

Penutupan jalur Rafah secara langsung membatasi akses penduduk Gaza terhadap barang kebutuhan pokok, seperti makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Keterbatasan pasokan ini menyebabkan harga barang-barang tersebut melambung tinggi, membuat banyak penduduk Gaza kesulitan memenuhi kebutuhan dasar mereka. Pengiriman bantuan kemanusiaan pun terhambat, memperburuk situasi kekurangan pangan dan akses kesehatan. Situasi ini menciptakan ketidakpastian dan kesulitan bagi keluarga-keluarga yang sudah hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit.

Dampak Penutupan terhadap Perekonomian Gaza

  • Penurunan aktivitas perdagangan dan ekspor-impor: Penutupan jalur membatasi pergerakan barang dagangan, sehingga perekonomian Gaza semakin terpuruk.
  • Berkurangnya peluang kerja: Sektor perdagangan dan jasa yang bergantung pada lalu lintas perbatasan mengalami penurunan drastis, mengakibatkan banyak warga kehilangan mata pencaharian.
  • Meningkatnya angka pengangguran: Terbatasnya akses ekonomi menyebabkan meningkatnya angka pengangguran, terutama di kalangan kaum muda.
  • Kemiskinan yang meluas: Kombinasi dari harga barang yang tinggi dan kurangnya kesempatan kerja mendorong peningkatan angka kemiskinan.
  • Terhambatnya pembangunan ekonomi: Kurangnya akses terhadap bahan baku dan teknologi menghambat upaya pembangunan ekonomi di Gaza.

Kesulitan Penduduk Gaza dalam Mengakses Layanan Kesehatan

“Sulitnya mendapatkan akses ke perawatan medis di luar Gaza akibat penutupan perbatasan telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi banyak pasien, terutama mereka yang membutuhkan perawatan khusus yang tidak tersedia di Gaza. Banyak pasien yang menunda pengobatan atau bahkan meninggal dunia karena keterlambatan perawatan.”

Situasi Kemanusiaan di Gaza

Penutupan jalur Rafah menciptakan krisis kemanusiaan yang kompleks. Kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan semakin meluas. Kondisi sanitasi yang buruk meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Rumah sakit dan fasilitas kesehatan kekurangan peralatan dan tenaga medis. Anak-anak dan perempuan menjadi kelompok yang paling rentan terhadap dampak penutupan ini.

Baca Juga:  Dokter yang Wafat di Gaza Tragedi Kemanusiaan

Kurangnya akses pendidikan dan peluang pengembangan diri semakin memperburuk masa depan generasi muda Gaza. Situasi ini digambarkan dengan rumah-rumah yang kumuh, jalanan yang rusak, dan wajah-wajah penduduk yang tampak lesu karena beban hidup yang berat. Keterbatasan akses terhadap dunia luar membuat Gaza terasa seperti penjara terbuka, mengisolasi penduduknya dari dunia luar dan peluang-peluang yang ada.

Dampak Penutupan terhadap Kehidupan Sosial Penduduk Gaza

  • Terbatasnya mobilitas sosial: Penutupan perbatasan membatasi interaksi sosial penduduk Gaza dengan dunia luar, mengurangi kesempatan untuk pendidikan, kerja, dan rekreasi.
  • Meningkatnya tingkat stres dan depresi: Kondisi hidup yang sulit dan terbatasnya harapan masa depan menyebabkan peningkatan tingkat stres dan depresi di kalangan penduduk.
  • Terhambatnya pembangunan masyarakat sipil: Organisasi masyarakat sipil kesulitan untuk beroperasi secara efektif karena keterbatasan akses dan pergerakan.
  • Terganggunya kehidupan keluarga: Pemisahan keluarga akibat kesulitan pergerakan memperburuk situasi sosial dan psikologis penduduk.
  • Berkurangnya akses informasi dan komunikasi: Pembatasan akses internet dan komunikasi memperburuk isolasi sosial penduduk Gaza.

Upaya-upaya untuk Membuka Jalur Gaza-Mesir

Kenapa jalur gaza ke mesir suka di turup

Penutupan jalur perbatasan antara Gaza dan Mesir telah menimbulkan dampak signifikan terhadap kehidupan warga Gaza, membatasi akses mereka terhadap barang-barang penting, layanan kesehatan, dan kesempatan ekonomi. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak untuk membuka kembali jalur tersebut dan meringankan penderitaan penduduk Gaza. Upaya-upaya ini melibatkan berbagai pendekatan, dengan tingkat keberhasilan yang bervariasi.

Inisiatif Pembukaan Jalur Gaza-Mesir

Berbagai inisiatif telah dicoba untuk membuka kembali jalur Gaza-Mesir. Inisiatif ini melibatkan berbagai aktor, mulai dari pemerintah Mesir sendiri, hingga badan-badan internasional dan organisasi non-pemerintah. Perbedaan pendekatan dan tantangan yang dihadapi menyebabkan hasil yang beragam.

Perbandingan Pendekatan Pembukaan Jalur

Pihak yang Terlibat Pendekatan Hasil Evaluasi
Pemerintah Mesir Pembukaan sementara pos perbatasan Rafah untuk periode tertentu, berdasarkan pertimbangan keamanan dan kemanusiaan. Berhasil membuka akses sementara bagi sejumlah warga Gaza, namun akses tetap terbatas dan bersifat periodik. Solusi jangka pendek yang efektif untuk bantuan kemanusiaan, namun tidak mengatasi masalah struktural penutupan jalur.
PBB (UNRWA) Bantuan kemanusiaan dan advokasi diplomatik kepada pemerintah Mesir dan pihak-pihak terkait untuk mendorong pembukaan jalur yang lebih permanen. Meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza, namun belum berhasil secara signifikan dalam membuka jalur secara permanen. Peran penting dalam memberikan bantuan kemanusiaan, namun keterbatasan pengaruh politik dalam menyelesaikan konflik.
Organisasi Non-Pemerintah (NGO) Internasional Pendanaan proyek-proyek pembangunan ekonomi di Gaza untuk mengurangi ketergantungan pada jalur Mesir dan memberikan alternatif mata pencaharian. Membantu meningkatkan kondisi ekonomi lokal di Gaza, namun tidak secara langsung mengatasi masalah penutupan jalur. Kontribusi positif dalam pembangunan berkelanjutan di Gaza, namun tidak menjadi solusi utama untuk pembukaan jalur.
Uni Eropa Dukungan finansial dan teknis untuk proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan ekonomi di Gaza, serta advokasi diplomatik untuk pembukaan jalur. Meningkatkan kapasitas ekonomi dan infrastruktur di Gaza, namun pembukaan jalur masih terbatas. Kontribusi signifikan dalam pembangunan, namun tantangan politik dan keamanan tetap menjadi hambatan utama.

Langkah-langkah Peningkatan Kerjasama Mesir dan Pihak Terkait

Peningkatan kerjasama membutuhkan komitmen bersama dari Mesir, Palestina, dan komunitas internasional. Hal ini dapat dicapai melalui dialog yang konstruktif, peningkatan transparansi dalam pengelolaan jalur perbatasan, dan mekanisme pengawasan yang efektif untuk mencegah penyalahgunaan jalur tersebut.

  • Meningkatkan komunikasi dan negosiasi antara Mesir dan otoritas Palestina.
  • Membangun mekanisme pengawasan bersama untuk memastikan keamanan dan mencegah penyelundupan.
  • Menerapkan sistem manajemen perbatasan yang efisien dan transparan.
  • Mencari solusi yang berkelanjutan yang mempertimbangkan kebutuhan kemanusiaan dan keamanan.

Peran Lembaga Internasional dalam Pembukaan Jalur Gaza-Mesir

Lembaga internasional seperti PBB, Uni Eropa, dan organisasi internasional lainnya memiliki peran penting dalam memfasilitasi dialog, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mendorong solusi politik yang berkelanjutan. Mereka dapat berperan sebagai mediator dan penengah untuk membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang bertikai.

Tantangan dalam Pembukaan Kembali Jalur Gaza-Mesir, Kenapa jalur gaza ke mesir suka di turup

Pembukaan jalur tersebut menghadapi berbagai tantangan kompleks, termasuk kekhawatiran keamanan Mesir terkait potensi infiltrasi kelompok militan, perselisihan politik antara Mesir dan Palestina, dan blokade Israel terhadap Gaza yang membatasi akses barang dan orang.

  • Kekhawatiran keamanan Mesir terkait kelompok-kelompok militan.
  • Perselisihan politik antara Mesir dan Palestina.
  • Blokade Israel terhadap Gaza.
  • Kurangnya kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat.

Penutup

Kenapa jalur gaza ke mesir suka di turup

Penutupan jalur Gaza-Mesir merupakan isu kompleks yang berakar pada konflik regional dan pertimbangan keamanan. Meskipun terdapat upaya-upaya untuk membuka jalur tersebut, berbagai tantangan politik dan keamanan terus menghalangi. Pemahaman yang komprehensif mengenai sejarah, faktor politik, dan dampak kemanusiaan dari penutupan ini sangat penting untuk mencari solusi yang berkelanjutan. Hanya dengan kerjasama internasional dan komitmen dari semua pihak yang terlibat, diharapkan solusi yang adil dan berkelanjutan dapat terwujud, demi kesejahteraan penduduk Gaza.

Facebook Comments Box

Read More

Resmi Diluncurkan, Samsung Galaxy A06 5G Dibandrol Rp 2,3 Juta

12 March 2025 - 14:58 WIB

HUT ke-32 Kota Tangerang: NasDem Optimalkan SDM, Infrastruktur, dan Ahlakul Karimah

27 February 2025 - 17:54 WIB

Ketua Fraksi Partai Nasdem Mochamad Pandu (foto : Jie)

Sachrudin-Maryono Diarak Menuju Puspem Kota Tangerang Pasca Pelantikan

20 February 2025 - 17:18 WIB

Vandalisme Coretan “Adili Jokowi” Muncul di Kota Tangerang

18 February 2025 - 21:41 WIB

Viral Anggaran Rp39 Juta untuk Seragam Upacara Hut Kota Tangerang, Ketua DPRD : Itu Hoax!

13 February 2025 - 23:08 WIB

Ketua DPRD Tangerang Rusdi Alam
Trending on Kota Tangerang