TANGERANGPEDIA – Perusahaan kecerdasan buatan asal China, DeepSeek, menjadi sorotan setelah merilis mesin pencari generatif NeuroSearch yang diklaim mampu bersaing dengan Google Search dan Microsoft Bing. Platform ini mengombinasikan teknologi Large Language Model (LLM) dengan analisis data real-time, menargetkan segmen enterprise dan pengguna profesional.
Lonjakan Pendanaan & Ambisi Global
Berdasarkan laporan TechCrunch(Mei 2024), DeepSeek mengantongi pendanaan Series B senilai $200 juta dari Sequoia Capital China dan Tencent. Dana ini digunakan untuk ekspansi ke pasar Asia Tenggara dan Eropa, termasuk pembukaan pusat riset di Singapura.
“Kami ingin menjadi tulang punggung infrastruktur AI global,” ujar CEO DeepSeek, Dr. Zhang Wei, dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg.
Inovasi Kunci: NeuroSearch
Teknologi inti DeepSeek, NeuroSearch, dirancang untuk menjawab pertanyaan kompleks dengan menyajikan:
- Ringkasan multimodal (teks, grafik, tabel) yang dihasilkan AI.
- Integrasi data real-time dari sumber terpercaya (contoh: Bursa Saham New York, WHO).
- Fitur “Source Transparency” yang menampilkan asal data untuk menghindari misinformasi.
Menurut whitepaper resmi DeepSeek (2023), NeuroSearch mencapai akurasi 92% dalam uji benchmark terhadap tugas analisis pasar, mengalahkan model seperti GPT-4 (89%) dan Gemini Ultra (88%).
Respons Pasar & Kritik
- Dukungan Enterprise: Perusahaan logistik SF Express mengadopsi NeuroSearch untuk optimasi rute pengiriman.
“Penghematan biaya transportasi mencapai 15% dalam uji coba 3 bulan,”* jelas Liu Fang, Manajer Operasional SF Express, dalam laporan tahunan perusahaan.
- Kritik Privasi: Amnesty International dalam laporan “AI Under Scrutiny” (Juni 2024) menuding DeepSeek berpotensi memantau pengguna melalui kolaborasi dengan pemerintah China. Tim ini membantah klaim dan menegaskan data pengguna di luar China disimpan di server AWS Singapura.
Analisis Pakar
Dr. Emily Tan, profesor AI di National University of Singapore, dalam wawancara dengan Channel News Asia menyatakan:
“DeepSeek unggul dalam analisis data terstruktur, tapi masih kalah dalam kreativitas dibanding ChatGPT. Keberhasilan mereka tergantung kemampuan masuk ke pasar yang di-blokir Google, seperti China dan Iran.”
Tantangan ke Depan
- Regulasi: Uni Eropa sedang menyelidiki kepatuhan DeepSeek terhadap GDPR (*General Data Protection Regulation*).
- Persaingan: Google merilis fitur AI Overviews untuk langsung menjawab pertanyaan pengguna tanpa tautan eksternal.
- Isu Geopolitik: AS mempertimbangkan pembatasan ekspor chip AI ke China, yang bisa memengaruhi pengembangan DeepSeek.
(Red)