TANGERANGPEDIA – Pemilihan Cide Kode Benteng 2025 memasuki babak final dengan serangkaian kegiatan pembinaan budaya intensif. Para finalis tidak hanya belajar teori, tetapi juga diajak menyelami langsung warisan sejarah komunitas Cina Benteng di Tangerang melalui program Jelajah Benteng.
Imersi Budaya Langsung
Sesilia Ivanka, Ketua Panitia Cide Kode Benteng 2025, menegaskan kegiatan ini dirancang untuk membangun kecintaan autentik pada tradisi lokal.
“Mereka tidak sekadar menghafal sejarah, tetapi merasakan napak tilas leluhur. Ini kunci melestarikan identitas Cina Benteng,” ujarnya dalam konferensi pers di Aeroland Residence, Kamis (30/1/25).
Dengan menaiki Bus Jawara Tangerang, para finalis mengunjungi 5 destinasi ikonik:
- Hutan Kota: Ruang hijau bersejarah tempat komunitas Cina Benteng menjaga kearifan ekologis.
- Roti Baso Lian: Kedai legendaris yang menjadi saksi akulturasi kuliner Tionghoa dan Betawi sejak 1950.
- Kereta Jenazah: Simbol ritual kematian unik yang hanya ada di Tangerang.
- Pendopo Peh Cun: Pusat persiapan festival Peh Cun yang telah dirayakan selama 3 abad.
- Boen Tek Bio & Boen San Bio: Kelenteng tertua di Indonesia (1672) yang menyimpan arsitektur dan ritual kuno.
Pelajaran dari Lapangan
Di Pendopo Peh Cun, finalis mempelajari proses pembuatan bakcang (kue beras) untuk ritual tolak bala.
“Kami diajari filosofi di balik setiap lipatan daun bambu. Ini bukan sekadar masakan, tapi doa yang berbentuk,” kata Maria Lim, salah satu finalis, kepada awak media.
Sementara itu, kunjungan Cide Kode Benteng ke Boen Tek Bio membuka wawasan tentang harmonisasi agama dan budaya. Para peserta menelusuri relief kisah Sam Kok (Tiga Kerajaan) dan praktik meditasi Tao yang masih dilestarikan.
Kolaborasi dengan Sektor Swasta
Program Jelajah Benteng didukung penuh oleh Aeroland Residence sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
“Kami ingin warisan ini tidak punah di era modern. Pelestarian butuh sinergi semua pihak,”tegas Andre Wijaya, Corporate Secretary Aeroland, dalam siaran pers resmi.
(Ger/Red)