TANGERANGPEDIA – Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi, yang melebihkan sebagian waktu, tempat, dan amal atas sebagian lainnya, dan mengkhususkan apa yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki dari amalan sunnah dan wajib, Dia yang berfirman:
“وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ”
(Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki) [Al-Qashash: 68],
selawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi yang terpilih.
Amma ba’du:
Wahai hamba-hamba Allah:
Sungguh telah menaungi kita bulan yang agung dan penuh berkah, bulan yang Allah jadikan sebagai musim ketaatan, turunnya rahmat dan berkah.
Bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan kekhususan yang agung, yang Allah khususkan untuknya di antara bulan-bulan lainnya:
Di antara keutamaannya: Bahwa Allah Ta’ala melebihkannya atas bulan-bulan lainnya dengan menurunkan kitab-kitab samawi yang paling utama.
Allah Ta’ala berfirman:
“شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ”
(Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia1 dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)) [Al-Baqarah: 185].
Dan2 Al-Qur’an diturunkan pada malam yang paling mulia di bulan itu, yaitu Lailatul Qadar, Allah Subhanahu berfirman:
“إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ”
(Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan) [Al-Qadar: 1],
dan berfirman:
“إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ”
(Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi) [Ad-Dukhan: 3].
Di antara keutamaan bulan ini: Bahwa Allah Ta’ala menjanjikan ampunan dosa bagi orang yang beribadah di dalamnya dengan berpuasa dan shalat malam.
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ1 إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala,2 maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang shalat malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dalam keduanya (Shahih Bukhari dan Muslim) juga, dari beliau (Abu Hurairah), bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ3
“Barangsiapa yang shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Dalam hal itu terdapat kabar gembira yang agung dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bagi siapa saja yang diberi taufik untuk berpuasa dan shalat malam selama bulan Ramadhan.
Dalam Shahih Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ: مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ4
“Shalat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan dari Ramadhan ke Ramadhan, adalah penghapus dosa-dosa di antara keduanya, selama dosa-dosa besar dijauhi.”
Alangkah besarnya kerugian dan penyesalan bagi orang yang tidak diampuni dosanya di bulan Ramadhan.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menaiki mimbar, lalu bersabda: “Amin, amin, amin.” Lalu dikatakan: “Wahai Rasulullah, apa yang engkau lakukan ini?” Beliau bersabda: “Jibril berkata kepadaku: ‘Celakalah seorang hamba yang memasuki bulan Ramadhan lalu tidak diampuni dosanya.’ Maka aku berkata: ‘Amin…'”
Di antara keutamaan bulan ini: bahwa puasanya adalah salah satu sebab masuk surga.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata: “(Bagaimana pendapatmu jika aku shalat shalat wajib, berpuasa Ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, serta tidak menambah sesuatu pun dari itu, apakah aku akan masuk surga?” Beliau bersabda: “Ya,…”
Diriwayatkan dari ‘Amr bin Murrah al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, bahwa seorang laki-laki dari Qudha’ah datang kepada Nabi Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa engkau adalah utusan Allah, aku shalat lima waktu, aku menunaikan zakat hartaku, dan aku berpuasa Ramadhan.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang mati dalam keadaan seperti ini, maka dia akan bersama para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada pada hari kiamat seperti ini -beliau menggabungkan kedua jarinya-, selama ia tidak durhaka kepada kedua orang tuanya.”
Maka puasa Ramadhan adalah salah satu sebab seorang hamba mendapatkan kebersamaan dengan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada pada hari kiamat.
Di antara keistimewaan bulan yang agung ini: bahwa ini adalah bulan di mana pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu dan dirantai.
Dalam Shahih Bukhari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.”
Dalam riwayat Muslim:
وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Setan-setan dibelenggu.”
Jika bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka; sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan terhadap bulan ini, serta dorongan bagi manusia untuk melakukan ketaatan. Pintu-pintu neraka ditutup; karena hal itu mendorong untuk meninggalkan kemungkaran. Setan-setan dibelenggu di dalamnya, sehingga keburukan berkurang di bulan Ramadhan, dan keinginan untuk melakukan ketaatan menjadi lebih mudah, serta para hamba semakin menjauhi hal-hal yang diharamkan. Wahai pencari kebaikan, sambutlah! Wahai pencari keburukan, berhentilah! Semoga kamu mendapatkan hembusan dari hembusan rahmat Allah, sehingga kamu berbahagia dengan kebahagiaan abadi yang setelahnya kamu aman dari hembusan neraka.
Saudaraku yang diberkahi:
Sesungguhnya menjumpai bulan Ramadhan adalah nikmat yang agung bagi siapa saja yang menjumpainya, dan melaksanakan haknya. Betapa banyak orang sehat wal afiat yang berharap menjumpai Ramadhan tahun ini, namun ajal menjemputnya secara tiba-tiba!
Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu, bahwa dua orang datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan keduanya masuk Islam bersamaan. Salah seorang dari mereka lebih bersungguh-sungguh daripada yang lain. Orang yang lebih bersungguh-sungguh itu berperang lalu mati syahid. Kemudian yang lain tinggal selama setahun setelahnya, lalu meninggal dunia. Ia bermimpi bahwa ia masuk surga sebelum yang pertama. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukankah orang ini tinggal setahun setelahnya?” Mereka menjawab: “Benar.”
Ia (Nabi) bersabda: “Dan ia menjumpai Ramadhan lalu berpuasa, dan shalat sekian dan sekian sujud dalam setahun?” Mereka menjawab: “Benar.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Maka jarak antara keduanya lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi.” Maka, “Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya,” sebagaimana yang sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dan di antaranya adalah menjumpai Ramadhan dan bersungguh-sungguh di dalamnya.
Selamat bagi orang yang menjumpainya, memanfaatkan waktunya, dan meraih tujuan dari puasanya; karena hikmah yang dengannya puasa disyariatkan adalah takwa. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ1 تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas2 orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”3 (QS. Al-Baqarah: 183).
Maka puasa adalah salah satu sebab terbesar untuk bertakwa.
Di antara manfaat puasa -wahai saudara-saudara- adalah bahwa ia menyebabkan rahmat dan kasih sayang kepada orang-orang miskin.
Dalam puasa terdapat pendidikan jiwa untuk memiliki kemauan dan kekuatan menahan diri.
Dalam puasa terdapat penundukan terhadap setan.
Puasa membersihkan tubuh dan memberinya kesehatan dan kekuatan. Selain itu, masih banyak manfaat lainnya.
Kita memohon kepada Allah, Yang Maha Agung pujian-Nya, agar melimpahkan kepada kita kesempatan untuk memanfaatkan bulan yang agung ini, menjadikan kita termasuk orang-orang yang diterima di dalamnya, dan mengampuni dosa-dosa kita semuanya.
Doa penutup kami adalah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, dan seluruh sahabatnya.
(Ahmad Mahdi Abdul Halim)