KOTA TANGERANG – Guna memberikan edukasi dalam penanganan penyakit stroke, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang melakukan konseling terhadap pasien dan keluarga pasien yang rentan terserang penyakit stroke.
Konseling ini pun merupakan bagian dalam memperingati Hari Stroke Sedunia (World Stroke Day).
Dokter Ahli Neurologi, dr Eko Yuwono, Sp.N mengatakan, bahwa stroke merupakan penyakit yang kegawatdaruratan. Sebab, salahnya penanganan dalam pasien yang terserang stroke, dapat mengakibatkan kecacatan pada pasien tersebut.
“Apabila ada yang terserang stroke, secepatnya harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Karena pengobatan dan penanganannya hanya ada di rumah sakit,” tegas dr Eko dihadapan para pasein dan keluarga pasien dilorong lantai dasar RSUD Kota Tangerang, Jalan Pulau Putri Raya, Kelurahan Kelapa Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (2/11/2023).
Eko menjelaskan, tanda tanda gejala stroke itu bisa dilihat dengan mata, seperti senyum seseorang yang tidak simetris, tangan dan kaki mulai tidak bisa digerakkan baik separuh atau secara keseluruhan.
Tanda lainnya seperti kesemutan atau baal di bagian tubuh, mata terasa kabur atau rabun tiba tiba, dan tida bisa menelan ataupun ngomong.
“Nah jika menemukan yang seperti ini langsung cek kesehatannya, karena stroke itu lebih baik ditangani awal waktu. karena masih ada harapan untuk dilakukan pencegahan agar tidak timbul gejala stroke tersebut,” terangnya.
“Stroke itu sumbatan, dan jika sumbatan itu bisa dilepaskan dalam waktu kurun 4 setengah jam, tapi kalau sudah lewat itu menyebabkan sel saraf mati dan tidak bisa di pulihkan kembali, dan itu yang menyebabkan kecacatan,” tambahnya.
Menurutnya, stroke itu penyakit berbahaya, karena faktor terjadinya kematian nomor dua di dunia itu adalah penyakit stroke, jadi wajib masyarakat melakukan pencegahan.
“Cara mencegahnya itu adalah dengan melakukan ubah gaya hidup, ubah pola makan, ubah aktifitas fisik, kelola stres dan check up kesehatan. Seperti yang tadinya males gerak, jadi banyak gerak. mengubah pola makan yang sehat, dan menghindari setres atau kecemasan. jangan gampang emosional dan sering marah marah, karena itu juga bisa menimbulkan atau memicu penyakit stroke,” jelasnya.
Lanjut dr Eko, bahwa jika seseorang mengalami stroke dan melakukan pengobatan non medis (tradisional) itu tidak masalah, asalkan pengobatan medisnya tetap di jalankan.
“Kalau secara pribadi, pengobatan tradisional itu tidak ada masalah asalkan pengobatan dari medis tetap di jalankan dan seluruh obatnya juga di minum, tetapi jika pengobatan medisnya di tinggalkan itu malah jadi masalah,” imbuhnya.
Lebih jauh dr Eko menambahkan, jika masyarakat sudah terkena penyakit stroke diharapkan harus intens melakukan pengobatan dan kontrol kepada rumah sakit.
“Saya juga berharap jika memang sudah terkena penyakit stroke, support keluarga dan diri itu wajib di bangun dan di selaraskan, agar penyakit tersebut tidak tambah parah,” pungkas Eko penuh harapan. (rls/ren)