TANGERANGPEDIA – Ratusan lansia di Kota Tangerang bersemangat mengikuti hari pertama Program Sekolah Lansia, inisiatif terbaru Pemkot Tangerang untuk meningkatkan kualitas hidup warga senior melalui pelatihan kesehatan, keterampilan hidup, dan aktivitas sosial. Program yang digelar serentak di seluruh kecamatan ini langsung menyedot antusiasme peserta, termasuk Karta (67), Ketua Kelas Sekolah Lansia Tunas Harapan Karawaci Baru, yang menyebut kegiatan ini sebagai “angin segar” bagi lansia agar tetap produktif. Rabu 12/02/25
“Ini kesempatan emas untuk belajar dan bersosialisasi. Kami tidak lagi merasa terisolasi. Bahkan, teman-teman sudah mulai merencanakan proyek kerajinan tangan bersama!” ujar Karta, yang terpilih sebagai ketua kelas secara aklamasi.
Menurutnya, program dengan jadwal dua pertemuan per bulan ini menjawab kebutuhan lansia akan aktivitas bermakna, sekaligus mengurangi risiko demensia dan depansi.
Data DP3AP2KB Kota Tangerang menunjukkan 8% populasi atau 76.000 warga berusia di atas 60 tahun, angka yang diprediksi meningkat 15% pada 2030. Menanggapi tren ini, Penjabat Wali Kota Tangerang Nurdin menegaskan komitmen pemerintah mengoptimalkan Sekolah Lansia sebagai solusi holistik.
“Ini bukan sekadar program seremonial. Kami menyiapkan kurikulum terstruktur, mulai dari senam low-impact, manajemen keuangan, hingga pelatihan kewirausahaan berbasis UMKM,” papar Nurdin usai peresmian di Karawaci Baru.
Kepala DP3AP2KB Tihar Sopian menambahkan, peserta akan mendapat buku panduan kesehatan lansia dan akses konseling gratis.
“Kami juga kolaborasi dengan Puskesmas untuk pemeriksaan rutin tekanan darah dan gula darah di setiap sesi,” jelasnya.
Dindin Aminuddin, Kepala Sekolah Lansia Tunas Harapan, mengungkapkan strategi keberlanjutan program:
“Kami akan evaluasi tiap 3 bulan. Jika partisipasi tetap tinggi, kami buka cabang di 5 kelurahan baru pada 2026.”
Saat ini, 10 pertemuan telah terjadwal hingga Juli 2025, dengan materi unggulan seperti teknologi dasar (WhatsApp, e-commerce) dan pengelolaan stres.
Antusiasme peserta hari pertama tergambar dari kehadiran 98% undangan serta inisiatif membentuk kelompok arisan edukatif.
“Ini bukti lansia bukan beban, tapi aset jika diberi wadah,” tandas Nurdin.
(Zaf/Red)