Kota Serang, TANGPERANGPEDIA – Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangerang Selatan periode 2025–2028 resmi dilantik pada Kamis, 31 Juli 2025 di Sekretariat PWI Provinsi Banten, Jalan Jenderal Sudirman No. 25, Kota Serang. Pelantikan ini menandai langkah baru organisasi dalam memperkuat profesionalisme, etika jurnalistik, dan kontribusi nyata terhadap demokrasi lokal.
Pelantikan pengurus dilakukan langsung oleh Ketua PWI Banten, Rian Nopandra, yang akrab disapa Opan. Dan diawali dengan prosesi resmi seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan doa, serta pembacaan Surat Keputusan oleh Sekretaris PWI Banten, Fahdi Khalid. Acara ini juga turut disaksikan pengurus PWI Banten, Ketua PWI Kota Serang, serta para tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Edy Riyadi, Ketua PWI Kota Tangsel yang baru dilantik, mengajak seluruh anggota menjadikan PWI sebagai rumah bersama. “PWI harus menjadi wadah pengabdian, ruang berkarya, dan tempat membangun solidaritas untuk kemajuan pers di Tangsel,” tegas Edy.
Sementara itu, Ketua PWI Banten Opan menekankan pentingnya soliditas dan semangat kolektif dalam menjalankan organisasi. Ia menegaskan, setiap pengurus wajib memahami struktur organisasi, Kode Etik Jurnalistik, serta Peraturan Dasar dan Rumah Tangga (PD-PRT) sebagai pedoman dalam bekerja.
“Pelantikan ini bukan sekadar seremoni, tapi langkah awal untuk memperkuat nilai-nilai organisasi dan meningkatkan kualitas produk jurnalistik yang etis dan bertanggung jawab,” ujar Opan.
Momen penyerahan bendera pataka PWI dari Ketua PWI Banten kepada Ketua PWI Tangsel menjadi simbol estafet amanah kepemimpinan. Dalam arahannya, Opan juga mendorong agar pengurus baru dapat mewarnai ruang demokrasi di Kota Tangerang Selatan dengan karya jurnalistik yang membangun.
“PWI Tangsel harus mampu tampil sebagai kekuatan moral dalam demokrasi dan pembangunan. Wartawan punya peran strategis, apalagi Tangsel adalah kota dengan potensi ekonomi yang besar,” tambahnya.
Ia turut mengingatkan tantangan pers di era digital, khususnya menghadapi kecepatan arus informasi media sosial. “Wartawan tidak boleh terjebak budaya instan. Kualitas tulisan harus tetap dijaga, mulai dari akurasi hingga prinsip dasar 5W1H,” tandas Opan.
Opan juga menutup sambutannya, dengan pesan agar insan pers tidak hanya berperan sebagai peliput. Tetapi juga sebagai kontrol sosial, yang aktif menyuarakan kepentingan publik. Serta peduli, terhadap kondisi sosial di sekitarnya.

 
				
 
			



 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
