BPJS perbulan berapa? Pertanyaan ini sering muncul bagi pekerja dan masyarakat yang ingin memahami besaran iuran dan manfaat program jaminan sosial nasional ini. Baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Ketenagakerjaan memiliki besaran iuran yang berbeda-beda, bergantung pada kelas kepesertaan, jenis pekerjaan, dan upah. Artikel ini akan memberikan gambaran lengkap mengenai besaran iuran bulanan, manfaat yang diterima, serta perbedaan antara kedua program BPJS tersebut.
Memahami besaran iuran BPJS sangat penting untuk perencanaan keuangan. Dengan mengetahui biaya yang harus dikeluarkan setiap bulan, Anda dapat mengatur anggaran dengan lebih baik dan memastikan kepesertaan Anda tetap aktif. Selain itu, memahami manfaat yang didapatkan dari setiap program BPJS akan membantu Anda memanfaatkan layanan kesehatan dan jaminan sosial secara maksimal.
Iuran BPJS Kesehatan per Bulan Berdasarkan Kelas: Bpjs Perbulan Berapa

Mengetahui besaran iuran BPJS Kesehatan setiap bulan sangat penting bagi setiap peserta, baik pekerja penerima upah maupun bukan penerima upah. Besaran iuran ini bervariasi tergantung kelas kepesertaan yang dipilih dan status kepegawaian. Berikut rincian lebih lanjut mengenai iuran BPJS Kesehatan per bulan berdasarkan kelas.
Besaran Iuran BPJS Kesehatan per Bulan
Besaran iuran BPJS Kesehatan berbeda-beda tergantung kelas kepesertaan dan status peserta (Pekerja Penerima Upah/PPU atau Pekerja Bukan Penerima Upah/PBPU). Berikut tabel yang menunjukkan besaran iuran tersebut. Perlu diingat bahwa angka-angka di bawah ini dapat berubah sewaktu-waktu, sehingga disarankan untuk selalu mengecek informasi terbaru di situs resmi BPJS Kesehatan.
Kelas | PPU (Rp) | PBPU (Rp) |
---|---|---|
Kelas I | 150.000 | 150.000 |
Kelas II | 100.000 | 100.000 |
Kelas III | 42.000 | 42.000 |
Catatan: Angka-angka di atas merupakan contoh dan dapat berbeda dengan besaran iuran yang berlaku saat ini. Silakan cek informasi terbaru di situs resmi BPJS Kesehatan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perbedaan Iuran BPJS Kesehatan Antar Kelas
Perbedaan iuran BPJS Kesehatan antar kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Tingkat fasilitas dan layanan kesehatan yang diberikan. Kelas I umumnya mendapatkan akses ke fasilitas dan layanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas dibandingkan kelas II dan III.
- Besarnya kontribusi yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah memberikan subsidi yang berbeda untuk setiap kelas kepesertaan.
- Kapasitas dan kemampuan finansial peserta. Kelas I ditujukan bagi peserta dengan kemampuan finansial yang lebih tinggi, sehingga iurannya juga lebih besar.
Perbedaan Manfaat yang Diterima Peserta BPJS Kesehatan di Setiap Kelas
Manfaat yang diterima peserta BPJS Kesehatan berbeda-beda di setiap kelas. Secara umum, kelas yang lebih tinggi mendapatkan akses ke fasilitas dan layanan kesehatan yang lebih lengkap dan berkualitas, seperti pilihan rumah sakit, kamar perawatan, dan jenis layanan medis.
- Kelas I: Memiliki akses ke rumah sakit rujukan yang lebih luas, kamar perawatan kelas I, dan berbagai layanan kesehatan lainnya yang lebih komprehensif.
- Kelas II: Memiliki akses ke rumah sakit rujukan yang cukup luas, kamar perawatan kelas II, dan layanan kesehatan yang memadai.
- Kelas III: Memiliki akses ke rumah sakit rujukan yang terbatas, kamar perawatan kelas III, dan layanan kesehatan dasar.
Prosedur Pembayaran Iuran BPJS Kesehatan
Pembayaran iuran BPJS Kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai metode, antara lain:
- Bank-bank yang telah bekerja sama: Pembayaran dapat dilakukan melalui teller bank, ATM, atau internet banking.
- Kantor Pos: Pembayaran dapat dilakukan di kantor pos terdekat.
- Minimarket (seperti Alfamart dan Indomaret): Pembayaran dapat dilakukan di minimarket yang telah bekerja sama.
- Mobile Banking dan Internet Banking: Sejumlah aplikasi mobile banking dan internet banking juga menyediakan fitur pembayaran iuran BPJS Kesehatan.
- Aplikasi Mobile JKN: Aplikasi resmi BPJS Kesehatan ini juga memudahkan peserta untuk melakukan pembayaran iuran.
Sanksi Keterlambatan Pembayaran Iuran BPJS Kesehatan
Keterlambatan pembayaran iuran BPJS Kesehatan akan dikenakan sanksi berupa denda. Besaran denda akan bervariasi tergantung lamanya keterlambatan. Peserta yang menunggak pembayaran iuran akan mengalami pembatasan akses layanan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk membayar iuran tepat waktu.
Iuran BPJS Ketenagakerjaan per Bulan

BPJS Ketenagakerjaan memberikan perlindungan finansial bagi pekerja di Indonesia. Iuran yang dibayarkan setiap bulan bervariasi tergantung program yang dipilih dan besarnya upah. Berikut penjelasan detail mengenai iuran dan manfaatnya.
Besaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan
Iuran BPJS Ketenagakerjaan terdiri dari iuran pekerja dan pemberi kerja. Besaran iuran berbeda-beda untuk setiap program jaminan. Berikut tabel perbandingan iuran untuk program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP). Perlu diingat bahwa angka-angka berikut merupakan ilustrasi dan dapat berubah sesuai dengan peraturan terbaru dari BPJS Ketenagakerjaan. Untuk informasi terkini, selalu merujuk pada situs resmi BPJS Ketenagakerjaan.
Program | Iuran Pekerja (%) | Iuran Pemberi Kerja (%) | Total Iuran (%) |
---|---|---|---|
JKK | 0.24 | 1.24 | 1.48 |
JKm | 0.3 | 0.3 | 0.6 |
JHT | 2 | 0 | 2 |
JP | 2 | 3 | 5 |
Manfaat Setiap Program BPJS Ketenagakerjaan
Setiap program BPJS Ketenagakerjaan memiliki manfaat yang berbeda. Pemahaman yang baik tentang manfaat ini penting agar pekerja dapat memanfaatkan perlindungan yang diberikan secara maksimal.
- JKK (Jaminan Kecelakaan Kerja): Memberikan santunan berupa perawatan medis, pengobatan, dan santunan tunai bagi pekerja yang mengalami kecelakaan kerja.
- JKm (Jaminan Kematian): Memberikan santunan kematian kepada ahli waris pekerja yang meninggal dunia, baik karena kecelakaan kerja maupun sebab lainnya.
- JHT (Jaminan Hari Tua): Memberikan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah pekerja mencapai usia pensiun atau memenuhi persyaratan tertentu. Dana ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan di masa pensiun.
- JP (Jaminan Pensiun): Memberikan pensiun bulanan kepada pekerja setelah memenuhi persyaratan usia dan masa kepesertaan tertentu. Pensiun ini dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan pekerja di masa tua.
Perbedaan Besaran Iuran Berdasarkan Upah
Besaran iuran BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan upah atau gaji pekerja. Semakin tinggi upah, semakin besar pula iuran yang harus dibayarkan, baik oleh pekerja maupun pemberi kerja. Persentase iuran tetap, namun nilai nominalnya yang berubah sesuai dengan besarnya upah.
Pentingnya Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, Bpjs perbulan berapa
Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan sangat penting bagi pekerja untuk melindungi diri dari risiko finansial akibat kecelakaan kerja, kematian, maupun hari tua. Program ini memberikan rasa aman dan jaminan finansial bagi pekerja dan keluarganya.
Contoh Perhitungan Iuran
Misalnya, seorang pekerja dengan upah Rp 5.000.000 per bulan. Iuran JKK yang ditanggung pekerja adalah 0.24% x Rp 5.000.000 = Rp 12.000, dan pemberi kerja 1.24% x Rp 5.000.000 = Rp 62.000. Total iuran JKK adalah Rp 74.000. Perhitungan serupa dapat dilakukan untuk program JKm, JHT, dan JP.
Perbedaan Iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan merupakan dua program jaminan sosial yang vital bagi masyarakat Indonesia. Meskipun keduanya bertujuan untuk memberikan perlindungan, iuran, cakupan manfaat, dan persyaratan pendaftarannya berbeda. Pemahaman yang baik tentang perbedaan ini sangat penting agar masyarakat dapat memanfaatkan kedua program tersebut secara optimal.
Besaran Iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Besaran iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan berbeda dan ditentukan oleh beberapa faktor. Untuk BPJS Kesehatan, iuran dibayarkan bulanan dan besarannya bergantung pada kelas perawatan yang dipilih. Sementara untuk BPJS Ketenagakerjaan, iuran dihitung berdasarkan upah pekerja dan jenis program yang diikuti.
Program | Jenis Iuran | Besaran Iuran (Contoh) | Keterangan |
---|---|---|---|
BPJS Kesehatan | Bulanan, per kepala | Rp 42.000 – Rp 600.000 (bervariasi tergantung kelas) | Besaran iuran dapat berubah sesuai kebijakan pemerintah. |
BPJS Ketenagakerjaan (Jaminan Kecelakaan Kerja – JKK) | Persentase dari upah | 0.24% dari upah | Ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. |
BPJS Ketenagakerjaan (Jaminan Kematian – JK) | Persentase dari upah | 0.3% dari upah | Ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. |
BPJS Ketenagakerjaan (Jaminan Hari Tua – JHT) | Persentase dari upah | 11% dari upah (2% pekerja, 9% pemberi kerja) | Ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. |
BPJS Ketenagakerjaan (Jaminan Pensiun – JP) | Persentase dari upah | 3% dari upah (2% pekerja, 1% pemberi kerja) | Ditanggung bersama oleh pekerja dan pemberi kerja. |
Perbedaan Cakupan Manfaat BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Berikut perbedaan cakupan manfaat antara BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan:
- BPJS Kesehatan memberikan jaminan pelayanan kesehatan, mulai dari perawatan rawat inap, rawat jalan, hingga pengobatan.
- BPJS Ketenagakerjaan memberikan jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua, dan pensiun bagi pekerja.
- BPJS Kesehatan cakupannya lebih luas meliputi seluruh anggota keluarga, sementara BPJS Ketenagakerjaan khusus bagi pekerja formal.
- BPJS Kesehatan fokus pada kesehatan dan pengobatan, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan lebih kepada perlindungan finansial pekerja.
Persyaratan dan Prosedur Pendaftaran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Persyaratan dan prosedur pendaftaran untuk BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan berbeda. BPJS Kesehatan membutuhkan data kependudukan dan pembayaran iuran. BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan data pekerja dan pemberi kerja, serta pembayaran iuran sesuai ketentuan.
Secara umum, pendaftaran dapat dilakukan secara online maupun offline melalui kantor cabang masing-masing.
Ilustrasi Saling Melengkapi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Kedua program BPJS ini saling melengkapi dalam memberikan perlindungan jaminan sosial. Misalnya, seorang pekerja yang mengalami kecelakaan kerja akan mendapatkan perawatan medis dari BPJS Kesehatan dan santunan dari BPJS Ketenagakerjaan (JKK).
Ilustrasi lainnya adalah pekerja yang memasuki masa pensiun akan mendapatkan jaminan hari tua dari BPJS Ketenagakerjaan (JHT dan JP) untuk menunjang kehidupan pasca pensiun dan dapat tetap mengakses layanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan.
Contoh Skenario Manfaat BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Bayangkan seorang tukang bangunan bernama Budi mengalami kecelakaan kerja dan mengalami patah tulang. BPJS Kesehatan menanggung biaya perawatan medis Budi di rumah sakit, termasuk operasi dan pengobatan. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan (JKK) memberikan santunan berupa uang tunai untuk membantu Budi selama masa penyembuhan dan kehilangan penghasilan selama tidak bekerja.
Cara Menghitung Iuran BPJS

Mengetahui cara menghitung iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sangat penting agar Anda dapat merencanakan anggaran bulanan dengan tepat. Besaran iuran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama penghasilan atau upah. Berikut ini panduan langkah demi langkah untuk menghitung iuran kedua program tersebut.
Perhitungan Iuran BPJS Kesehatan untuk Peserta PPU dan PBPU
Iuran BPJS Kesehatan untuk Peserta Pekerja Penerima Upah (PPU) dan Peserta Bukan Pekerja Penerima Upah (PBPU) memiliki mekanisme perhitungan yang berbeda. Untuk PPU, iuran dibayarkan bersamaan dengan pemotongan gaji oleh perusahaan. Sedangkan untuk PBPU, iuran dibayarkan langsung oleh peserta.
- Peserta PPU: Iuran BPJS Kesehatan PPU dihitung berdasarkan besaran upah yang telah ditetapkan perusahaan. Besaran iuran ini umumnya merupakan persentase tertentu dari upah. Rincian persentase iuran akan diinformasikan oleh perusahaan.
- Peserta PBPU: Iuran BPJS Kesehatan PBPU memiliki besaran yang tetap, tergantung pada pilihan kelas perawatan yang dipilih. Kelas perawatan yang lebih tinggi akan memiliki iuran yang lebih mahal.
Contoh: Seorang karyawan (PPU) dengan upah Rp 5.000.000,- dan iuran BPJS Kesehatan sebesar 5% dari upah, maka iuran bulanannya adalah Rp 250.000,- (Rp 5.000.000 x 5%). Sementara itu, peserta PBPU yang memilih kelas III akan membayar iuran sesuai dengan besaran yang ditetapkan pemerintah. Perubahan upah akan mempengaruhi besaran iuran BPJS Kesehatan PPU, namun tidak mempengaruhi iuran BPJS Kesehatan PBPU (kecuali jika peserta PBPU mengubah kelas perawatan).
Perhitungan Iuran BPJS Ketenagakerjaan Berdasarkan Upah
Iuran BPJS Ketenagakerjaan dihitung berdasarkan upah atau gaji bulanan peserta. Iuran ini terdiri dari dua bagian: iuran yang ditanggung oleh pekerja dan iuran yang ditanggung oleh perusahaan. Besaran iuran untuk setiap program (Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun (JP)) berbeda dan dihitung berdasarkan persentase tertentu dari upah.
- Tentukan upah atau gaji bulanan.
- Cari tahu persentase iuran untuk setiap program BPJS Ketenagakerjaan (informasi ini dapat diperoleh dari situs resmi BPJS Ketenagakerjaan atau perusahaan).
- Hitung iuran untuk setiap program dengan mengalikan upah dengan persentase iuran yang berlaku.
- Jumlahkan iuran dari semua program untuk mendapatkan total iuran BPJS Ketenagakerjaan bulanan.
Contoh: Seorang pekerja dengan upah Rp 6.000.000,- dan persentase iuran JKK 0.24%, JKm 0.3%, JHT 2%, dan JP 3% akan memiliki rincian iuran sebagai berikut: JKK (Rp 14.400), JKm (Rp 18.000), JHT (Rp 120.000), JP (Rp 180.000). Total iuran bulanannya adalah Rp 332.400,-. Perubahan upah akan secara langsung mempengaruhi besaran iuran BPJS Ketenagakerjaan.
Contoh Perhitungan Iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan dengan Data Upah yang Berbeda
Upah | Iuran BPJS Kesehatan (PPU, 5% dari upah) | Iuran BPJS Ketenagakerjaan (Contoh persentase) |
---|---|---|
Rp 4.000.000 | Rp 200.000 | Rp 262.400 (dengan asumsi persentase iuran seperti contoh sebelumnya, akan berbeda jika persentase iuran berubah) |
Rp 8.000.000 | Rp 400.000 | Rp 524.800 (dengan asumsi persentase iuran seperti contoh sebelumnya, akan berbeda jika persentase iuran berubah) |
Pastikan selalu membayar iuran BPJS tepat waktu untuk menghindari denda dan sanksi. Anda dapat melakukan pembayaran melalui berbagai metode yang tersedia, seperti transfer bank, teller bank, atau aplikasi mobile banking. Cek secara berkala saldo dan status pembayaran iuran BPJS Anda.
Akhir Kata
Kesimpulannya, memahami besaran iuran BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan sangat penting untuk menjamin kesejahteraan Anda dan keluarga. Meskipun besaran iuran bervariasi, manfaat yang diberikan sebanding dengan kontribusi yang Anda berikan. Dengan memahami detail iuran dan manfaatnya, Anda dapat membuat keputusan yang tepat dan terhindar dari risiko finansial di masa mendatang. Pastikan untuk selalu membayar iuran tepat waktu agar kepesertaan Anda tetap aktif dan Anda dapat menikmati seluruh manfaat yang ditawarkan.