TANGERANGPEDIA – Perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia mendapat perhatian Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Enawar. Hal tersebut berdampak pada potensi konsumsi berita hoax semakin menjamur di masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Enawar disela sela kegiatan seminar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMT bertajuk Sekolah Intelektual Revolusioner dengan tema berfikir kritis bergerak progresif, Jumat 4 Juli 2025. Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusuma.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan UMT Enawar mengatakan, intelektual sangat diperlukan mahasiswa agar tidak terjetat berita hoax yang kini muah diakses oleh siapapun.
“Revolusioner tidak akan menjadi apa apa tanpa intelektual,” ujarnya.
Enawar mengatakan, perlu adanya kolaborasi antara mahasiswa UMT dengan Pemprov Banten untuk menciptakan generasi emas terbebas dari hoax.
Terlebih, perkembangan teknologi informasi kini dapat dengam mudah diakses oleh masyarakat.
“Semoga sekolah intelektual kita bisa berimbas ke SLTA. AI bisa menjadi bahaya jika informasi yang diperoleh dipotong dan diviralkan tanpa menyeluruh. Hati hati ini Gen Z kita sudah disuguhi hoax. Sekolah intelektual ini semoga dapat bersinergi dengan Pemprov Banten untuk mencegah generasi emas terpapar hoax,” tambahnya.
Wakil Gubernur Banten Dimyati Natakusumah mengatakan, alasannya hadiri dalam kegiatan tersebut karena tertarik pada tema acara.
“Alhamdulillah kalau diundang BEM saya hadir karena saya senang. Mereka kan calon pemimpin masa depan. Jadi mereka sudah mulai belajar politik. Walaupun disiplin ilmunya mereka beda-beda tapi mereka sudah belajar politik,” ujarnya.
Dimyati mengatakan, perlu adanya kolabotasi atara pemerintah daerah dengan mahasiswa. Kolaborasi tersebut, sambung Dimyati, dengan catatan harus bersifat konstruktif.
“Kolaborasi bersifat konstruktif bukan destruktif. Kalau kong kalingkong berkolaborasi dengan mahasiswa mengenai ada proyek atau ada ini nggak, ah sudah cilaka itu. Ini cilaka,” imbuhnya.
“Gimana Indonesia ke depan mau maju?. Kolaborasi, kasih pendapat pemikiran. Kasih pokok-pokok pikiran. Kasih yang namanya masukan-masukan
yang sifatnya kritis dan progresif tadi untuk kepentingan Banten.
Banten ini ada persoalan apa?. Duit banyak, tapi majunya kurang.
Nah, itu persoalannya,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dimyati mengaku senang melihat perkembangan mahasiswa Kota Tangerang mulai aktif berorganisasi.
“Saya punya semangat untuk itu, tidak semua anak-anak itu mau berorganisasi. Nah ini yang kita dorong seperti itu. Jadi saya hadir disini. Ditambah lagi mereka adalah orang-orang yang kritis dan progresif, jadi saya akan dorong, saya kasih klunya,” imbuhnya.
“Yang saya sampaikan supaya mereka harus punya pegangan. Inilah yang menjadi bahan kritis dan juga langkah progresif yang harus mereka lakukan yani fokus dengan peningkatan SDM,” tambahnya.
Dimyati pun mengajak mahasiswa untuk tak sungkan mengkritis dan mengawasi kebijakan Pemprov Banten.
“Saya senang mereka ngawasi kita. Saya tidak senang kalau mereka diam-diam kompromi dengan kita. Awasi saya, awasi Pak Gubernur, awasi OPD-OPD saya. Kalau ada yang menyimpang – nyimpang kasih tahu saya. Kalau nggak mau kasih tahu, demo,” tegasnya.
Dimyati menilai, hingga kini peran mahasiswa mengkritisi kebijakan Pemprov Banten masih minim dan perlu ditingkatkan.
“Ya saya lihat kurang, sebelumnya kurang, sekarang harus lebih ganas lagi,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, dalam kegiatan tersebut Wagub Banten Dimyati memberikan sumbangan sebesar Rp 10 juta untuk BEM UMT.